Lisnawati menyebutkan bahwa pelaku sempat kesal padanya karena tak mau diajak ke Puskesmsa untuk meriksa diri setelah di luar kota.
"Jadi dia kesal karena disuruh ke Puskesmas setelah pulang dari Bogor," katanya.
Menurut Lisnawati, warga di daerah tersebut jarang yang membeli daging di pelaku.
"Memang ada warga yang beli tapi jarang, karena khawatir harganya sangatbmurah, hanya Rp 80.000, per kilo gram nya, sedangkan daging sapi di pasaran sekitar Rp, 125.000," ujar Lisnawati.
Lisna memaparkan, namun kecurigaan warga kepada daging yang dijual pelaku bukan, curiga daging babi.
"Warga curiga daging yang dijual murah itu ada bakterinya. Sebab dia bilang juga daging reject, jadi khawatir ada bakterinya," katanya.
Masih melansir dari TribunSolo.com, terkait kasus ini, polisi juga telah berhasil membingkar perederan daging babi yang diolah menyerupai daging sapi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Polisi menyebut peredaran daging babi yang dijual seolah daging sapi ini sudah berlangsung hampir setahun.
Dalam melakukan aksinya para pelaku menggunakan boraks agar daging babi ini menyerupai daging sapi.
Source | : | TribunSolo.com |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar