Dia berpikir membuka usaha kafe pertama. Namanya Cotton.Inc bermodal uang hasil penjualan dari bisnis online.
Sebenarnya, usaha berjualan pakaian tersebut berjalan sangat baik, dan bahkan telah repeat order berkali- kali.
Pernah suatu ketika, dirinya nekat membeli pakaian sampai 5000 potong, dan diluar ekspetasi malah habis terjual.
Repeat order berulang- ulang membuat usahanya membesar. Tetapi Sarah masih ingin membuka kafe, dan maka berdirilah bermodal uang- uang keuntungan bisnis pakaian.
Kafe Cotton.Inc bermula dari tempat tanpa pegawai. Alias Sarah harus memasak sendiri semua menu di kafe.
Pengelolaan keuangan sampai pembelanjaan dilakukan sendiri. Rutinitas beberapa bulan itu sempat menyita waktu tidur.
Sarah nampak kelelahan, karena tak jarang pulang pukul 02.00 pagi dari kafe.
"Saya harus mengorbankan jam tidur, apalagi saat maba, jadwal bisa dikatakan sangat padat, pagi sampai siang kuliah dan sorenya berangkat ke kafe," kenang Sarah.
Bayangkan anak gadis pulang jam 2 pagi sampai 7 pagi harus berangkat. Berangkat juga harus lebih awal karena jarak rumah jauh.
Jaraknya antara rumah dan kampus lumayan jauh. Terkadang Sarah berangkat ke kampus tanpa mandi.
Merintis usaha pertama kali terkadang uang hilang. Ketika memasak di dapur, Sarah tak jarang harus rela uang jualan lenyap. Dia tinggal ke dapur kembali sudah tidak ada. Semua karena Sarah belum memiliki mesin khas atau semua manual.
Source | : | Wartakotalive.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar