“Di rumah itu cuma ada dua, jadi kalo misalkan yang dua pakai, yang dua cuma pakai kayak kaos kutang, kaos dalam miniset tapi kain tipis,” kata Soimah.
Bahkan, Soimah mengaku harus mengalah karena menurutnya yang lebih membutuhkan adalah sang kakak.
“Kalau pakaian dalam itu dijemur, kita berebut, siapa yang duluan (dapat) dia yang pakai,” kata Soimah.
Selain pakaian dalam, masa kecil Soimah juga harus berbagi handuk karena tak mampu untuk membeli.
“Handuk juga dari warna hijau jadi warna coklat ya ibaratnya, itu sampai sobek handuk satu buat bareng-bareng. Sampai baunya jamur ya tetap dipakai handuknya,” ujar Soimah.
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Popi |
Komentar