"Saya sebagai alumni Covid punya sense yang kuat tentang betapa bahayanya Covid-19 ini," ungkapnya.
"Tetapi buat saudara-saudara kita di wilayah plural, pedesaan, plosok yang merasa ini ya penyakit orang kaya."
"Kemudian jauh dari realita dan dibesar-besarkan dan lain-lain. Sangat tidak mudah," tegasnya.
Kemudian faktor kedua yang lebih menentukan adalah jelas pada struktur dari pemerintahnya.
Kebijakan dari pemerintah yang tidak konsisten dan terkesan tumpang tindih dinilai akan juga berpengaruh terhadap perilaku masyarakat.
"Lebih diperparah lagi ketika strukturnya bermasalah," papar Bima Arya.
"Kebijakan yang tidak konsisten dari pusat sampai ke daerah, kedua kewenangan yang tumpang tindih, yang ketiga corak kepemimpinan yang berbeda-beda," tegasnya.
Bima Arya pribadi selaku kepala pemerintah Kota Bogor mengaku akan berusaha secara maksimal untuk menyelematkan warganya.
Terlebih hal itu merupakan tugas dan tanggung jawabnya, termasuk untuk kepala daerah lain.
"Ini situasi memang luar biasa, tetapi adalah tugas dan tanggung jawab para kepala daerah untuk iktiar maksimal,"
"Ikhtiar kita adalah pengamanan berlapis, pendekatan kultural," pungkasnya.
(*)
Source | : | TribunWow |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Popi |
Komentar