GridPop.ID - Ketegangan yang terjadi di antara China dan Amerika Serikat rupanya kian memanas.
Ketegangan kedua negara besar ini tidak hanya terjadi di media saja namun juga di lautan.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali menyerang China dengan pernyataanya.
Melansir dari Wartakotalive.com, Trump meyebutkan penyebaran virus Corona telah disengaja oleh China.
Ia mengungkapkan China dengan sengaja menyebarkan virus mematikan penyebab penyakit Covid-19 itu ke seluruh dunia dengan motivasi ekonomi setelah kalah perang dagang.
Donald Trump menunjukkan kasus persaingan dangan antara China dan Amerika Serikat yang kemungkinan menjadi pemicu langkah tindakan China tersebut.
"Ada kemungkinan itu disengaja," kata Donald Trump tentang penyebaran Virus Corona yang dimulai di Wuhan China dan kini telah menjangkiti seluruh dunia.
Hal ini diungkapkan Presiden Trump dalam wawancara khusus dengan The Wall Street Journal sebagaimana diberitakan oleh Dailymail.co.uk.
Tanpa memberikan bukti, presiden Trump berspekulasi China mungkin memiliki motivasi ekonomi yang membiarkan virus itu lolos.
Donald Trump kemudian menyebutkan perang ekonomi China-Amerika Serikat yang belakangan ini telah dimenangkan oleh AS.
'Benar, kata mereka, kawan, kami berantakan. Amerika Serikat membunuh kami. Jangan lupa, ekonomi saya selama setengah tahun terakhir membuat mereka terpesona. Dan alasannya adalah tarif," kata Trump kepada The Journal.
Selama ini, Donald Trump kerap menyebut China sebagai negara yang paling bertanggung jawab atas penyebaran Virus Corona.
Ia merasa China juga tidak transparan terkait sumber Virus Corona yang selama disebut berasal dari pasar tradisional di Wuhan China, tetapi kemudian diralat.
Amerika, Inggris, Autralia, dan beberapa sekutu AS telah berkali-kali meminta China bertanggung jawab dan bersikap transparan.
Donald Trump bahkan telah memutuskan bantuan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dianggap terlalu membela China.
Sebelumnya, kondisi dua negara ini juga memanas di wilayah Laut China Selatan.
Dilansir dari Kontan, diungkapkan China dan Amerika Serikat menghadapi risiko konflik yang kian nyata di Laut China Selatan.
Seorang sumber militer China mengatakan bahwa dalam satu insiden di bulan April, kapal-kapal dari kedua negara saling berdekatan sejauh 100 meter.
"Insiden semacam itu menunjukkan kurangnya kepercayaan politik antara kedua militer," kata sang sumber seperti dikutip South China Morning Post.
Beijing dan Washington telah berkompetisi untuk mengerahkan lebih banyak kapal perang ke wilayah tersebut sejak kru di kapal induk yang berbasis di Pasifik Amerika, USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz terpapar virus corona pada akhir Maret.
Sementara kapal-kapal Angkatan Laut People's Liberation Army (PLA) China yakni Liaoning dan Shandong, tampaknya tidak terpengaruh oleh wabah corona.
Hu Bo, Direktur Pusat Studi Strategi Maritim di Universitas Peking, mengatakan penyebaran baru dilakukan AS termasuk dengan mengirimkan kapal serbu amfibi USS America.
Sementara Angkatan Laut PLA juga mengerahkan sejumlah kapal yang serupa.
Dia mengatakan Amerika Serikat membuat penyebaran baru karena khawatir bahwa China mungkin mengambil keuntungan dari kekosongan kekuatan di Laut China Selatan yang dihasilkan dari wabah virus corona.
Pada bulan Oktober 2018, foto udara yang diambil oleh Angkatan Laut AS menunjukkan sebuah kapal perusak China bergerak dalam jarak 41 meter dan hampir bertabrakan dengan kapal perusak USS Decatur selama pertempuran tegang di Laut Cina Selatan.
Hu mengatakan kedua negara harus membuat mekanisme manajemen krisis yang efektif untuk menangani insiden seperti itu.
Collin Koh, seorang peneliti di Institut Studi Pertahanan dan Strategis, yang berbasis di Universitas Teknologi Nanyang di Singapura, mengatakan kedua belah pihak harus mendokumentasikan insiden semacam itu untuk menunjukkan apa yang terjadi, termasuk dengan foto dan umpan radar.
GridPop.ID (*)
Source | : | Wartakotalive.com,Kontan |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar