GridPop.ID - Permasalahan tetang tagihan listrik beberapa waktu belakangan sering terjadi.
Hal itu pun diungkap oleh Chef Arnold Poernomo.
Bagaimana tidak, tagihannya melejit hingga capai Rp 10 juta.
Membengkak hingga empat kali lipat, Chef Arnold pun mengungkapkan kekesalannya.
Rupanya pembengkakan tarif listrik ini berhubungan dengan dampak pandemi.
Sebab petugas baca meter lapangan sempat dihentikan sementara.
Ungkapkan kekesalan di Twitter
Chef Arnold menuliskan kekesalan di akun Twitternya @ArnoldPoernomo.
"Woi @infoPLN kenapa tagihan harga listrik rumah saya naik turun dari Rp 2,5 juta jadi Rp 10 juta? Kenapa?" tulis Arnold.
Unggahan itu ia tulis Kamis (9/7/2020) pukul 11.20 WIB.
"Tapi kenapa lampu dan rumah saya tidak se-shining, shimmering, dan splendid Rp 10 juta?!!!! Ente maunya apa ini ha?!!!!!!!!", Arnold melanjutkan.
PLN: terakumulasi ke tagihan Juli
Manajer PLN ULP Ngagel, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur Iva Parastutik mengemukakan, menyusul kejadian itu, petugas telah mendatangi kediaman Arnold di Surabaya dan menjelaskan perihal kenaikan tagihan.
Naiknya tagihan listrik berhubungan dengan dampak pandemi.
Selama awal masa pandemi Covid-19, petugas baca meter di lapangan dihentikan.
Akibat penghentian sementara petugas baca meter itu, tagihan pun dihitung berdasarkan rata-rata pemakaian tiga bulan sebelumnya.
Lantaran hanya menggunakan perhitungan rata-rata, ada selisih pemakaian riil dibanding dengan yang ditagihkan pada bulan April-Juni.
"Selisih pemakaian tersebut terakumulasi ke dalam tagihan Juli 2020 dikarenakan pada akhir Juni angka stand meter sudah bisa dibaca petugas," ujar Iva saat dikonfirmasi, Jumat (10/7/2020).
“Ok kita sudah damai...thank you pelayanannya dan penjelasan ente @pln_123. Cepet & gesit....dan team di Surabaya makasih...JADI SAYA HARUS TETAP BAYAR,” tulis Arnold kemudian di Twitter-nya.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kekesalan Chef Arnold karena Tagihan Listrik Capai Rp 10 Juta, Dampak Penghentian Petugas Baca Meter
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar