"Tapi jujur aku enggak bisa terima uang 100 juta itu dan tidak sampai hatiku menerima uang itu. Semenjak Aisyah di diagnosa leukemia, aku banyak berhubungan dengan orangtua yang anaknya sedang menjalani kemoterapi atau menjalani treatment penyakit lain,” tuturnya seperti dikutip via Kompas.com.
Menurut Denda, masih banyak keluarga di luar sana yang jauh membutuhkan pertolongan dibanding dengan dirinya.
“Gila ya ternyata banyak orang-orang yang harus menjalani perjuangan jauh lebih complicated yang jauh lebih berat dibandingkan kami,” ujarnya.
Denada bersyukur putrinya dapat menjalani kemoterapi dengan lancar dan obat juga selalu tersedia di Singapura.
Denada juga memikirkan nasib anak-anak yang juga sama dengan putrinya, tetapi tidak mendapatkan pengobatan yang memadai.
“Dan ternyata di Indonesia banyak anak-anak penderita kanker yang saat ini kesulitan untuk bisa dapat obat kanker karena stocknya enggak ada atau ada stock-nya tapi enggak bisa beli,” katanya.
Bukan tidak mau nerima atau menghargai pemberian orang lain, Denada merasa tidak enak hati menerima uang tersebut di saat masih banyak orang yang jauh lebih membutuhkan.
“Jadi aku bilang sama Baim, banyak sekali orang-orang yang sekarang ini lebih membutuhkan uang itu dibanding aku,” ujarnya.
Gridpop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Gridpop.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar