Permintaan terakhir maestro sastra ini diceritakan pula oleh Bawuk usai mengantarkan kepergian sang ayah di TPU Giritama, Bogor.
"Biasa kan pasti ads sarapan di rumah sakit, lalu dikasih teh hangat segala macam. Tapi makannya sudah sulit kan, jadi sempat ditanya 'mau apa?', bapak jawab 'mau minum teh' gitu sih," kata Bawuk di TPU Giritama, Bogor, Minggu (19/7/2020).
"Ibu sih yang ngasih. Sedikit minum juga, ditawarin yang lain-lain udah nggak mau 'udah teh aja' kata," lanjut Bawuk.
Baca Juga: Geger nama Palestina Lenyap dari Google Maps, sang Raksasa Bisnis Buat Pengakuan Mengejutkan
Sebagai anak, Bawuk merasa bersyukur bisa menemani di saat-saat terakhir sang ayah di rumah sakit.
Karena delama beberapa hari Sapardi dirawat, dirinya cukup kesulitan untuk menemani karena aturan jam besuk dari pihak rumah sakit.
"Untungnya kemarin maksa untuk nemenin. Ada saat tadi pagi (bapak meninggal)," terangnya.
Sapardi meninggal di usia ke 80 tahun dan meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Ia tutup usia setelah sejak awal bulan Juli dirawat di rumah sakit.
Dikutip dari Kompas.com, Sapardi yang lahir pada 20 Maret 1940 di Surakata, Jawa Tengah, meninggal karena penurunan fungsi organ.
Sapardi Djoko Damono dimakamkan di TPU Giritama, Giri Tonjong Bogor pada Minggu (19/7/2020) sore sekira pukul 16.15 WIB.
Source | : | Tribunnews.com,tribun seleb |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar