GridPop.ID - Kasus kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo kini tengah mendapat sorotan publik.
Pasalnya, kematian pria berusia 26 tahun itu dianggap janggal lantaran ditemukan luka tusukan di tubuhnya.
Namun, baru-baru ini polisi membuat pengumuman mengejutkan terkait hasil penyelidikan atas kasus kematian editor Metro TV Yodi Prabowo.
Seperti diketahui, Jenazah Yodi ditemukan di pinggir Tol JORR Pesanggrahan, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta pada Jumat lalu pukul 11.30 WIB.
Saksi yang pertama kali menemukan jasad editor Metro TV ini adalah tiga orang anak kecil.
Kala itu, ketiga saksi sedang bermain layangan di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Polisi menemukan dompet berisi KTP, NPWP, kartu ATM, motor Honda Beat warna putih bernomor B 6750 WHC, tiga STNK, uang sebesar Rp 40.000, helm, jaket, tas milik korban dan sebilah pisau tergeletak di samping jenazah.
Kasus ini mengundang perhatian banyak orang.
Apalagi setelah salah satu saksi berinisial S (60) menyebutkan, ada laki-laki berinisial D yang kebetulan lewat di Jalan Inspeksi Ulujami, bertepatan dengan penemuan motor Yodi.
Namun, baru-baru ini polisi mengumumkan bahwa kasus kematian Yodi Prabowo itu diduga kuat disebabkan karena bunuh diri.
Namun, kriminolog dari Universitas Indonesia, Yogo Tri Hendiarto memiliki pendapat berbeda terkait kematian Yodi tersebut.
Mengutip dari Kompas.com, berikut pendapat Yogo terkait kasus kematian Yodi Prabowo:
1. Pelaku Pembunuhan Kenal Korban
Yogo menduga pelaku pembunuhan editor Metro TV, Yodi Prabowo adalah orang yang kenal atau memiliki hubungan sosial dengan Yodi.
Ia melihat ada pola kerja sama yang baik dari pelaku dalam memperhatikan pola aktivitas rutin dari Yodi.
“Pelaku lebih dari satu. Kasus ini bersifat sensitif, emosional dan berkaitan dengan kondisi relasi/hubungan yang menciptakan rasa sakit hati/intrisik,” kata Yogo kepada Kompas.com dalam pesan singkat, Jumat (24/7).
Terkait pelaku pembunuhan Yodi harus diurai dari hubungan terakhir kali antara korban dengan para saksi agar dapat memberikan informasi.
2. Motif Bukan Perampokan
Yogo juga meyakini bahwa kasus kematian Yodi bukan disebabkan motif perampokan.
“Jadi bukan ingin merampok untuk menguasai harta korban,” ujarnya.
3. Pelaku Tahu Kebiasaan Korban
Yogo menduga bahwa pelaku mengetahui kebiasaan dan profesi kerja Yodi.
Polisi, menurut Yogo, masih berusaha melihat keterlibatan orang dekat korban.
“Apakah memberikan keterangan jujur atau tidak, atau teman korban. Teknik investigasi ini akan dicek dan ricek oleh pihak kepolisian,” kata Yogo.
4. Bergantung Pada Saksi dan Bukti
Cepat atau lambatnya pengungkapan kasus Yodi bergantung uraian barang bukti dan saksi.
Jika uraian barang bukti dan saksi dikumpulkan dengan baik, pengungkapan kasus akan berjalan dengan cepat.
“Dari saksi dan bukti akan membuat kolase kisah. Sama kayak detektif. Mengapa ia mati? Siapa pelakunya? Motifnya apa? Dan perlu didalami,” ujar Yogo.
Kini, banyak asumsi yang muncul di masyarakat terkait penyebab kematian Yodi.
“Polisi masih berusaha melihat keterlibatan pacar korban, apakah memberikan keterangan jujur atau tidak, atau teman korban,” kata Yogo.
GridPop.ID (*)
Komentar