Kemudian seorang perempuan di pusat kota mengatakan, insiden tersebut seperti gempa bumi, bahkan lebih besar guncangannya dibanding pembunuhan Perdana Menteri Rafiq Hariri pada 2005.
Kebetulan, dua ledakan di Beirut terjadi sebelum pengadilan PBB menggelar sidang putusan atas PM Hariri, yang tewas setelah bom truk meledak.
Setidaknya empat terduga anggota Hezbollah menjalani sidang in absentia di Belanda.
Pengadilan yang didukung PBB akan memberikan putusannya pada hari Jumat atas empat tersangka anggota Hizbullah yang diadili secara in absentia atas pembunuhan mantan perdana menteri Libanon Rafik Hariri dalam pemboman mobil Beirut tahun 2005.
Namun, gerakan Syiah Lebanon tidak mengakui Pengadilan Khusus untuk Libanon yang bermarkas di Belanda.
Mereka membantah semua tuduhan dan menolak menyerahkan terdakwa.
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar