Metode lainnya adalah CVS (chorionic villus sampling) atau pemeriksaan jaringan bakal plasenta.
Tes DNA dengan metode ini amannya dilakukan jika usia kehamilan di atas 10 minggu.
Berdasarkan penelitian, apabila CVS dilakukan di bawah usia kehamilan 10 minggu, maka bisa meningkatkan risiko kelainan kaki pada janin karena tersentuh jarum.
Selain itu, bisa juga meningkatkan infeksi, pendarahan, dan pecah ketuban.
“Apabila curiga banget ada kelainan kromosom berat, CVS boleh dilakukan di bawah usia kehamilan 10 minggu. Tapi, menurut saya kalau CVS dilakukan untuk tes paternal, kasihan banget janinnya harus dapatkan risiko yang tinggi,” paparnya.
Metode terakhir yang bisa dipilih adalah pemeriksaan air ketuban yang bisa dilakukan di awal trimester kedua kehamilan.
Apabila metode ini digunakan untuk memeriksa kelainan genetik pada janin, bisa dikatakan cukup terlambat karena janin sudah tumbuh besar.
Namun jika digunakan untuk tes paternal, ini adalah metode yang paling aman agar kehamilan dan pertumbuhan janin tidak terganggu.
“Semakin besar usia kehamilan, maka semakin kecil risikonya terhadap janin,” katanya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridFame.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar