Buah ceplukan sendiri merupakan bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Jawa yang menyebutnya dengan istilah ceplukan.
Di Jawa Barat buah berwarna kuning dan diselimuti daun berwarna hijau ini dikenal dengan nama cecenetan dan di Sumatera Timur disebut leletop.
Meskipun banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, ternyata buah ceplukan berasal dari kawasan Amerika tropika.
Buah ini mulai masuk ke Indonesia pada abad XVII yang dibawa oleh orang Spanyol pada zaman penjajahan.
Buah ini pertama kali masuk di daerah Maluku dan Minahasa karena kedua wilayah tersebut menjadi yang pertama dijajah oleh Spanyol dan Filipina.
Namun ternyata, menurut buku Plantes Medicinalis karangan dua pakar botani Prancis, Volak dan Jiri Stoduca, dikisahkan bahwa ceplukan sudah dikenal oleh orang Romawi sejak zaman kejayaan mereka menjajah bangsa-bangsa timur, dikutip dari laman Tribun Jabar, (27/3/2019).
Buah yang dulunya diabaikan lantaran tak banyak orang yang mengetahui manfaatnya kini mulai diagung-agungkan.
Bahkan, buah ini ternyata bernilai fantastis bahkan mencapai Rp 500 ribu perkilogramnya.
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar