GridPop.ID - Pemilihan Presiden Amerika Serikat kini tengah menjadi sorotan dunia.
Hasil dari Pilpres AS tahun ini membuat Trump harus mundur dari jabatannya.
Ya berdasarkan hasil perhitungan suara, Donald Trump kalah suara dari saingan Joe Biden.
Ketika jaringan televisi yang menyiarkan pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) memproyeksikan kekalahannya, Presiden AS Donald Trump sedang bermain golf.
Trump akan kehilangan kunci ke Gedung Putih namun tidak dengan Twitter, di mana dengan jari-jarinya dia masih bisa pegang kendali kuat atas Partai Republik.
Beberapa pihak terdekat Trump mengatakan taipan real estat itu merencanakan pertandingan ulang pilpres AS pada 2024.
Trump mungkin ingin meniru jejak presiden AS ke 22 dan 24, Grover Cleveland yang menang pada tahun 1892 setelah kalah tipis dalam pemilihan ulang empat tahun sebelumnya.
Mantan Kepala Staf Gedung Putih Mark Mulvaney mengatakan dengan penuh merendahkan bahwa Trump tidak suka 'kekalahan'.
Kepada sebuah lembaga wadah pemikir Irlandia, Mulvaney mengatakan bahwa dia berharap presiden Trump masih terlibat dalam politik dan bisa masuk dalam daftar orang-orang yang mencalonkan diri kembali pada pilpres AS 2024.
"Dia berusia 74 tahun dan masih sangat berenergi," imbuh Mulvaney.
Anak-anak Trump juga memaparkan bahwa mereka masih menuntut kesetiaan dari anggota Partai Republik.
Lantas, dengan gagal mempertahankan kunci Gedung Putih dan diperkirakan akan mencalonkan diri lagi pada pilpres 2024, apa kira-kira yang akan dilakukan Donald Trump pasca kekalahannya ini?
Trump yang dikenal sebagai taipan bisnis dan real estat pengembang hotel serta selebritas televisi tidak merahasiakan bahwa dirinya merindukan kenyamanan sebelum menjadi presiden.
"Saya memiliki kehidupan yang menyenangkan. Saya memiliki kehidupan yang paling hebat," kata Trump di Grand Rapids, Michigan, pada pertemuan kampanye terakhirnya.
Trump telah membangun kembali profil publiknya pada tahun 2000-an sebagai pembawa acara serial reality TV "Celebrity Apprentice" menyusul serangkaian kebangkrutan setelah itu.
Trump sendiri telah mengisyaratkan upayanya untuk memulai merek "Trump TV" karena dia semakin mengeluh soal Fox News, menuduh saluran yang membantu mendorong kebangkitannya itu menjadi sayap kanan yang tidak memadai.
Dan, siapa yang menyangkal kalau Trump punya bakat bicara?
Dia berhasil menarik massa pendukungnya terpesona memerhatikan dia yang mengalirkan teori konspirasi termasuk yang terakhir, mengeklaim tak berdasar bahwa Biden dan partainya telah melakukan kecurangan pemilihan.
Selain semua kecakapan itu, Trump sudah punya kendaraan 'siap pakai' yang potensial untuk mengembangkan proyek Trump TV-nya itu dengan saluran kabel yang terbuka mendukung Trump, One America News dan NewsMax TV.
Hal-hal kecil yang kini diambil alih Trump dan kelak dapat berubah menjadi raksasa.
Skenario lainnya, Trump yang terlibat dalam permasalahan hukum serius dan skandal apakah akan berakhir di penjara atau dia bisa lari dari itu semua dan berlibur bersama istrinya?
Dilansir dari AFP, jaksa di New York sudah menyelidiki pembayaran diam-diam Trumo kepada bintang porno, tentang urusan bisnisnya yang kusut dan praktik akuntansi misteriusnya.
Trump juga dituduh melakukan pemerkosaan meski kasusnya sudah lama berlalu dan penyerangan seksual lainnya.
Sebagai presiden, Trump sebagian besar mendapatkan perlindungan.
Rekan-rekan Trump misalnya, dilaporkan sebanyak 8 rekan presiden AS (salah satunya menjabat sebagai manajer kampanye), pengacara dan penasihat keamanan nasional, didakwa karena kejahatan serius termasuk punya afiliasi dengan Rusia pada kampanye 2016.
Tapi, bisa jadi Trump mampu menghindari tuduhan dan halangan semua itu.
Meski belum dipastikan dengan sahih, Trump punya rencana untuk berlibur.
Pada bulan Juni lalu di Gedung Putih, Trump sempat memikirkan tentang melakukan perjalanan darat menggunakan mobil RV.
Mungkin dia akan benar-benar berlibur dengan mobil itu bersama istrinya sang mantan model, Melania.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kalah Pilpres AS, Apa yang Akan Dilakukan Trump Selanjutnya?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar