GridPop.ID - Tahun 2016 kasus kematian wanita ini menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia.
Bahkan, persidangannya pun digelar secara live kala itu.
Ya, meninggalnya Mirna Salihin setelah diracun dengan kopi sianida membuat Jessica Kumala Wongso divonis 20 tahun penjara.
Mirna dan Jessica bertemu di salah satu gerai kopi di Jakarta Pusat pada 2016 silam.
Mirna dikabarkan memesan es kopi yang telah dibubuhi sianida untuk meracuni dan menghilangkan nyawa Mirna.
Padahal seperti yang kita ketahui, penggunaan sianida pada makanan itu tidak diperbolehkan.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sianida adalah zat kimia yang bekerja dengan cepat dan berpotensi mematikan yang dapat ada dalam berbagai bentuk.
Sianida kadang-kadang memiliki bau seperti almond pahit, tetapi tidak selalu mengeluarkan bau, dan tidak semua orang dapat mendeteksi bau ini.
Hal inilah yang membuat Mirna Salihin tak curiga bahwa minumannya sudah bercampur sianida.
Namun, beberapa waktu lalu sempat heboh pemberitaan mengenai sosok pria yang menjadi suami Mirna Salihin muncul kembali di media sosial dikutip dari laman GridHelath.ID pada artikel terbitan Mei 2019 lalu.
Arief Soemarko merupakan suami korban kopi sianida, Wayan Mirna Salihin.
Mirna Salihin dan Arief Soemarko menikah pada November 2015 setelah 10 tahun berpacaran.
Kebahagiaan yang sedang dirasakan keduanya harus terenggut akibat kematian sang istri, Mirna Salihin.
Seperti yang santer terdengar, semenjak kematian Mirna, Arief Soemarko nampak hilang tak tahu kemana.
Pria berkacamata tersebut sepertinya memang bukan tipe orang yang suka menggunakan sosial media.
Tapi Arief diketahui mempunyai jejaring sosial Facebook dengan nama Arief Sumarko.
Dari segi penampilan, Arief tidak banyak berubah. Ia masih berkacamata dan berambut cepak, tubuhnya juga masih terlihat tak banyak berubah seperti dulu.
Ia terlihat berada di atas sebuah perahu dan memperlihatkan pemandangan pemukiman di atas sungai.
Dengan pakai kaus bergambar singa, ia tersenyum ke arah kamera. Terakhir kali Arief mengunggah foto adalah sekitar bulan Juli 2017 lalu.
Tapi tampaknya akun tersebut bukanlah milik Arief. Karena akun instagram tersebut baru dibuat setelah kasus Jessica dan Mirna terjadi.
Yang jelas, kemunculan foto Arief ini membuat publik kembali teringat tentang penyebab kematian Mirsa Salihin.
Nampaknya bukan hanya sianida saja, ada faktor lain yang memicu kematian istri Arief Soemarko ini.
Pemicu kematian Mirna ini merupakan salah satu minuman favorit kebanyakan orang, kopi.
Ternyata kopi yang tinggi kafein ini dapat menyebabkan seperti yang dialami Mirna Salihin.
Biasanya kandungan kafein dalam segelas kopi berkisar 100 hingga 200 mg, hal ini menyebabkan menjadikan kopi sebagai minuman paling tinggi kandungan kafeinnya dibanding minuman berenergi, dan minuman bersoda.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa efek toksisitas kafein yang lebih parah termasuk sakit perut, kejang, peningkatan kadar asam darah, detak jantung tidak teratur atau cepat, dan berkurangnya aliran darah ke jantung.
Semua tanda tersebut dapat mengarah pada kematian, namun jarang.
Namun tak dapat dipungkiri, kopi kaya kafein ini dapat memicu kematian Mirna Salihin.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Scintific Reports, jika kandungan kafein dalam kopi bertemu dengan natrium (senyawa dalam sianida) akan menyebabkan peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
Hasil penelitian tersebut menggunakan tikus sebagai bahan uji cobanya menunjukkan, dalam 10 detik hingga 30 menit, tikus yang diberi ramuan kafein dan natrium ini mengalami peningkatan tekanan darah secara drastis.
Sejalan dengan hasil penelitian dari Sapienza University of Rome, Itali, jika kadar kafein 15 mg/L atau lebih tinggi, dapat menyebabkan keracunan, kejang, aritmia jantung (detak jantung meningkat), dan tak jarang menyebabkan kematian.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul Suami Mirna Muncul Kembali Hingga Penyebab Lain Kematian Mirna Salihin yang Tewas Diracun Jessica Wongso Akhirnya Terkuak
Source | : | Gridhealth |
Penulis | : | None |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar