Sedikit melunak saat diprotes, penjual tersebut lantas menurunkan harganya, "Iya 175 (ribu) sih (saja)."
"Cumi emang sekilonya berapa?" tanya pelanggan lagi.
"Sekilonya cumi 110 kadang 185, nggak mesti (nggak pasti)," jawab sang ibu penjual.
"Itu kan nggak ada sekilo, Mbak. Saya minta notanya aja bisa nggak? Notanya?" pinta pelanggan.
"Nggak ada nota di sini. Kalau porsinya kecil, ya kecil mas. Ini porsinya besar, sih," dalih sang penjual.
View this post on Instagram
Kembali merasa tak terima, sang pembeli meminta penjual untuk kembali mempertimbangkan bila memasang harga makanan.
Saat kembali diminta nota oleh pembeli lainnya, penjual tersebut etrus menolak dan mengatakan bila memang harganya relevan.
"Iwak e sak kilo rong ons, mas (berat ikannya 1,02 kg).
Sak ons e limalas ewu (Satu onsnya Rp15 ribu)," beber sang penjual.
Tentu saja hal ini menjadi hal yang cukup mengagetkan bagi pembeli.
Dari kisah tersebut, kini kalian harus lebih berhati-hati saat memilih tempat makanan.
Apalagi menjelang Lebaran ini banyak warung makan atau restoran yang menaikkan harga jualannya.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Nakita.ID dengan judul Makan di Pinggir Jalan, Pelanggan Kaget karena Harus Bayar Rp700 Ribu untuk Satu Porsi Makan
Source | : | Nakita.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar