GridPop.ID - Sejak Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan berbagai program-program baru.
Salah satu program yang baru saja dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah adanya Asesmen Nasional.
Melansir dari Kompas.com yang dikutip dari akun Twitter Balitbang Kemendikbud @litbangdikbud, Sabtu (17/10/2020) asesmen nasional adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah.
Jadi, Asesmen Nasional ini adalah pengganti dari Ujian Nasional.
Melansir dari Kompas.com, ada 3 tujuan utama dari asesmen nasional, yaitu:
1. Mendorong guru mengembangkan kompetensi kognitif yang mendasar sekaligus karakter murid secara utuh.
2. Menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid.
3. Memberi gambaran tentang karakteristik esensial sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam pelaksanaan Asesmen Nasional, responden murid akan dipilih secara acak dengan jumlah maksimal 30 orang murid SD/MI, 45 murid SMP/MTs, serta 45 murid SMA/SMK/MA di satuan pendidikan.
Sementara, responden satuan pendidikan kesetaraan ialah semua warga belajar yang terdaftar sebagai peserta ujian kesetaraan Paket A/Ula-Kelas 6, Paket B/Wustha-Kelas 9 serta Paket/Ulya-Kelas 12.
Ada 3 instrumen yang dinilai dalam asesmen nasional, yaitu:
1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang terdiri dari literaimembaca dan numerasi.
2. Survei Karakter yakni mengukur 6 (enam) aspek Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
3. Survei Lingkungan Belajar yakni mengumpulkan informasi tentang kualitas proses pembelajaran dan iklim yang menunjang pembelajaran.
Setiap peserta asesmen nasional akan mengerjakan dua jenis tes serta dua survei, yaitu tes literasi membaca, tes numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Tes dan survei tersebut akan dikerjakan selama 2 hari dengan rincian sebagai berikut:
Hari 1: Tes Literasi (75 menit) dan survei karakter (20 menit).
Hari 2: Tes Numerasi (75 menit) dan survei lingkungan belajar (20 menit).
Rencananya, asesmen nasional ini akan dilaksanakan pada Maret-Agustus 2021.
Namun, Mendikbud baru saja mengatakan jika asesmen nasinal akan diundur menjadi September dan Oktober 2021 mendatang.
"Karena ada situasi pandemi yang relatif meningkat, kami memutuskan menunda pelaksanaan AN. Target jadwal baru, yaitu September dan Oktober 2021," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, dalam Rapat Kerja virtual bersama Komisi X DPR RI, Rabu (20/1/2021).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan menunda pelaksanaan AN itu agar protokol kesehatan termasuk kebutuhan logistik dan infrastruktur di sekolah terpenuhi dengan baik.
Kepastian keamanan di sekolah penting agar siswa dan guru tidak terganggu kesehatannya akibat pandemi.
"Kita menunda agar persiapan, baik dari akselerasi vaksin harapannya sudah lebih mendalam, tapi juga memastikan protokol kesehatan terjaga dan ada cukup waktu untuk itu," tutur Nadiem.
Nadiem mengatakan, AN harus tetap dilakukan pada 2021 walaupun sepanjang tahun ini pembelajaran relatif tidak optimal akibat pandemi.
AN tetap penting dilakukan karena Kemendikbud membutuhkan informasi mengenai kondisi pendidikan nasional untuk dasar pemberian bantuan.
Menurut Nadiem, jika hasil pembelajaran selama satu tahun terakhir tidak dilakukan asesmen maka sulit mengetahui kondisi pendidikan Indonesia.
Nadiem melanjutkan, fokus utama Kemendikbud adalah mengetahui mana sekolah dan daerah yang paling butuh bantuan, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Bentuknya bisa berupa bantuan anggaran, pelatihan, atau dukungan lainnya.
"Kalau kita tidak bisa mengetahui sekolah yang tertinggal, kita tidak bisa membuat strategi bantuan untuk sekolah-sekolah yang membutuhkan. Inilah alasan harus ada Asesmen Nasional di tahun 2021," kata Nadiem, menegaskan.
Ia juga mengingatkan, AN tidak memerlukan persiapan khusus.
Hasil AN nantinya tidak memiliki konsekuensi apa pun terhadap siswa dan akan digunakan sebagai pemetaan pendidikan nasional.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Kompas TV |
Penulis | : | Septiana Hapsari |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar