GridPop.ID - Seorang pasien Covid-19 dikabarkan meninggal dunia di puskesmas karena tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Kabar ini dilaporkan Yemiko Happy (23) dari Tim Lapor Warga LaporCovid-19.
Dikatakan Yemiko, pasien Covid-19 merupakan warga Tangerang Selatan (Tangsel).
Namun, Yemiko tidak membeberkan identitas pasien secara rinci serta lokasi puskesmas.
"Ya (pasien) merupakan warga Tangsel, laki-laki," ujarnya seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
Kronologi, kata Yemiko, bermula saat Kamis pagi.
Pasien Covid-19 tersebut dalam kondisi kritis di puskesmas dan memerlukan ruang ICU sesegera mungkin.
Namun sayang, selama dua hari keluarga mencari rumah sakit rujukan namun tak kunjung dapat.
"Jadi sebenarnya pasien itu sudah di Puskesmas selama dua hari, di Puskesmas saerah Tangsel begitu,"
"Sembari keluarga pasien itu mencari rumah sakit gitu kan, pada alhirnya menghubungi kami di Lapor Covid-19,"
Tim Lapor Covid-19 pun langsung menghubungi rumah sakit dan Dinas kesehatan DKI Jakarta untuk mencari ruang ICU.
"Nah setelah menghubungi kami, kami segera menghubungi rumah sakit-rumah sakit dan Dinas terkait, ada Dinas Kesehatan," lanjutnya.
Namun sayang, sebanyak 75 rumah sakit di wilayah Jabodetabek penuh.
"Akan tetapi dari respon rumah sakit itu beberapa sudah penuh, ya seperti biasa begitu,"
Hingga ditengah pencarian ruang ICU pasien tersebut meninggal dunia.
"Dan pada akhirnya mungkin enggak ada satu jam ya dari laporan kami terima, ternyata kami dapat informasi lagi bahwa pasien sudah meninggal dunai di Puskesmas tersebut," lanjutnya.
Kapasitas rumah sakit di Jabodetabek yang sudah penuh dibenarkan Wakil Ketua Umum pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto.
"(Kapasitas RS) sudah full (penuh) untuk Jabodetabek," ungkapnya seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Ia pun meminta persoalan penularan Covid-19 harus segara diselesaikan dari hulu.
"Hulunya harus diselesaikan, angka infeksi harus ditekan," lanjutnya.
Slamet pun menyarankan agar ada kebijakan yang ketat sehingga angka penularan bisa ditekan.
"PPKM belum kelihatan hasilnya. Perpanjangan PPKM juga belum bisa dinilai,"
"Kalau tidak bisa (menekan penularan), ya harus diperketat lagi," ungkapnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar