"Di era medsos, semua orang adalah pemimpin redaksi. Isu besar bukan hanya bisa dibikin oleh media massa. Medsos bukan media konvensional seperti televisi yang satu arah dan audiens pasif. Medsos adalah ruang dialog. Maka, perusahaan sebesar apapun harus hadir sebagai personal dan manusiawi," ujar Arya.
Karena itu, Arya menyambut positif sikap Eiger yang meminta maaf di publik via media sosial ketimbang melaporkan Dian selaku yang menyebarkan surat itu ke medsos dan menempuh jalur hukum.
"Kebiasaan korporasi menghadapi isu begini adalah menempuh jalur hukum. Hati-hati. Di mata publik, korporasi adalah Goliath dan konsumen adalah David. Publik tidak peduli siapa yang salah secara hukum, yang akan mereka bela adalah yang lemah. Minta maaf selalu jadi gesture awal yang baik, kok, jelasnya.
Arya menilai, permintaan maaf dari Eiger mungkin tak lantas menuntaskan segalanya lantaran persepsi publik kadung terbentuk.
Akan tetapi, ia menyoroti banyaknya tanggapan netizen yang sesungguhnya positif terhadap Ronny Lukito, CEO Eiger.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar