"Ini kan penyakit kerumunan, penyakit mobilitas. Kalau itu (mobilitas) dihentikan, otomatis (jumlah penyebaran Covid-19) turun. Simple-nya begitu," terang Slamet.
Jika angka kematian dan infeksi Covid-19 masih tinggi, Slamet pun menyarankan pemerintah untuk memberlakukan PSBB ketat setidaknya selama satu bulan.
Meski begitu, Slamet paham jika PSBB ketat tentu akan membawa dampak di sektor ekonomi.
Ia pun menyerahkan pilihan kepada Presiden Jokowi untuk menyelamatkan yang mana terlebih dahulu, masyarakat atau ekonomi.
"Tinggal Presiden mau memilih yang mana. Kalau mau menurunkan (angka kematian dan infeksi covid-19) betul-betul turun, risikonya ekonomi," ungkapnya.
Presiden Jokowi pun sadar pelaksanaan PPKM tidak berjalan efektif karena implementasi kebijakan tersebut belum dilaksanakan secara konsisten.
Selain itu, Jokowi sebenarnya tidak mempermasalahkan jika ekonomi turun pada masa PPKM ini asalkan diiringi oleh penurunan kasus Covid-19.
"Yang kedua, menurut saya, hati-hati ini turun, ekonomi turun, ada PPKM, ekonomi turun. Sebetulnya enggak apa-apa (ekonomi turun), asal Covid-nya juga turun,"
"Tapi, ini kan enggak," terang Jokowi melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (31/1/2021) kemarin.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar