"Saat itu kondisi tumor payudara yang saya alami parah. Saya hanya mengenakan sarung, tidak bisa pakai baju. Tidak mungkin saya ke sekolah dengan pakaian tidak rapi," ujarnya.
Hervina pun mengaku tidak mendapatkan gaji beberapa bulan sebelum jatuh sakit tidak diberikan.
"Saya tidak diberikan gaji, padahal berapa bulan saya mengajar. Tapi, saya juga tidak mau minta," paparnya.
Sementara itu, seperti yang dikutip dari Kompas.com, Kepala SD Negeri 169 Sadar, Hamsinah, menjelaskan, pemecatan Hervina bukan karena postingan gaji di media sosial.
Namun, menurut Hamsinah, di sekolahnya sudah banyak tenaga pengajar baru.
"Tidak ada hubungannya pemecatan ini dengan postingan di media sosial. Saat ini sudah ada dua orang CPNS (calon pegawai negeri sipil) yang baru masuk mengajar, jadi kuota tenaga pengajar sudah lebih," ucap Hamsinah.
Padahal menurut Kepala Desa Sadar Andi Sudi Alam, jumlah tenaga pengajar di desanya sangat kurang.
Source | : | Kompas.com,Tribun Mataram |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar