GridPop.ID - Banjir kembali merendam beberapa wilayah di Indonesia di musim penghujan ini.
Sejumlah wilayah di Jakarta pun kembali terendam banjir yang cukup parah sejak Sabtu (20/2/2021) dini hari kemarin.
Menyusul Jakarta, kini giliran kota Semarang, Jawa Tengah yang tiba-tiba kebanjiran.
Banjir yang melanda Kota Semarang beberapa waktu terakhir ini termasuk cukup parah.
Betapa tidak, genangan air yang cukup tinggi itu sampai meremdam kawasan kantor Gubernur Jawa Tengah.
Dilansir dari TribunJateng.com, sejumlah ruas jalan dan wilayah di Kota Semarang kini terendam banjir akibat hujan lebat yang mengguyur pada Selasa (23/2/2021) siang hingga sore.
Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono mengatakan, cukup banyak wilayah yang tergenang akibat hujan deras yang mengguyur Kota Semarang. Ketinggian beragam mulai dari 25 -75 sentimeter.
"Banyak yang tergenang. Simpanglima, gubernuran tergenang. Rata-rata ketinggian naik karena hujan deras," papar Winarsono.
Selain akibat hujan deras, banjir kali ini juga diduga karena banyaknya sampah yang menghambat saluran air dan pompa.
Sangat disayangkan bahwa kesadaran masyarakat terkait etika membuang sampah masih kurang.
Dikabarkan TribunJateng.com, BPBD Kota Semarang kini telah berkoordinasi dengan DPU Kota Semarang untuk mengaktifkan seluruh pompa di setiap wilayah banjir.
"Kami masih terus monitor dengan kelurahan siaga bencana. Beberapa wilayah sudah mulai reda. Mudah-mudahan bisa segera surut," ucapnya.
Disisi lain, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku kaget saat mendapat kabar kantornya terendam banjir.
Sebab, meski hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Semarang, kantornya itu tak pernah kebanjiran.
"Impossible, mosok kantor gubernur banjir, ini agak aneh. Saya tanya BMKG, hujannya cukup lebat, saya minta cek air kirimannya dari mana," kata Ganjar saat memantau kondisi kantornya, Selasa (23/2/2021) dikutip dari Kompas.com.
Ganjar mengaku saat kantornya terendam banjir ia sedang berada di Kabupaten Kudus.
Namun setibanya di Kota Semarang, Ganjar langsung mengecek kondisi kantornya terutama di Gedung B yang sebelumnya kemasukan air.
Ganjar pun heran dengan banjir yang menerjang kantornya karena banjir separah itu baru terjadi hari ini.
"Agak aneh karena baru terjadi hari ini. Saya minta semacam audit air datang dari mana, karena kalau dari sekitar sini saja tidak mungkin segede itu," jelasnya.
Ganjar pun penasaran hingga menelusuri ke lokasi sebuah proyek pembangunan gedung baru yang masih berada di kompleks kantor.
"Di parkiran air tidak bisa keluar mustahil, pasti ada yang tersumbat. Ketahuan, pembangunan gedung DPRD ini," ujarnya.
Dia lantas menanyakan kepada pihak kontraktor soal tanggul yang membatasi kawasan gedung B dan lokasi proyek.
"Ternyata antar bangunan ini (gedung B) sampai dengan pintu pagar di sana yang di bawah dipakai untuk jalur parkir termasuk seandainya air lewat, posisinya sudah miring.
Ternyata ada tanggul kecil yang nutup antara gedung ini sampai pagar sana. Sempat dijebol tadi. Tanggulnya kecil sekali sebetulnya, beberapa sentimeter untuk dudukan pagar tenyata berdampak," jelasnya.
Ia juga mengecek saluran air sampai ke saluran di Gedung Dharma Wanita dan Masjid At-Taqwa lingkungan Pemprov Jateng yang terletak di belakang.
"Pukulan keras debit air tinggi (alirannya) satu lurus, satu belok kanan. Yang kanan tidak kelihatan karena selokan tertutup tidak kelihatan, ada yang ada ram-raman besi, kelihatan ada sedimentasi," lanjutnya.
Ganjar meminta selokan yang tertutup itu agar dilakukan pengerukan karena ternyata saluran mengalami pendangkalan dan ada sampah.
"Saya minta malam ini dikeruk. Takutnya selokan yang tidak kelihatan itu ternyata tersumbat. Kalau bisa diambil sampahnya harapannya bisa lancar," pungkasnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunJateng.com |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar