GridPop.ID - Masih ingat dengan artis peran yang sempat jadi Duta Taekwondo Indonesia, Tya Arietya?
Lama tak terdengar kabarnya, Tya Ariestya tiba-tiba muncul dan menghebohkan publik.
Bukan tanpa alasan, TYa Ariestya mendadak jadi buah bibir karena topik diet ala dirinya yang viral baru-baru ini.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Tya Ariestya beberapa waktu belakangan ini mengalami masalah dengan berat badannya.
Betapa tidak, sejak menikah dan memiliki anak, tubuh artis cantik itu semakin lama tampak semkain melebar.
Tak tanggung-tanggung, berat badan Tya kala itu sampai tembus angka 74 kg.
Namun baru-baru ini, Tya Ariestya sukses membuat banyak mata melotot lantaran ia tetiba muncul dengan tubuh langsing yang jauh dari ukuran tubuh sebelumnya.
Ia pun semakin jadi buah bibir usai merilis sebuah buku tentang perjalanan dietnya yang bertajuk "The Journey of Fit Tya Ariestya".
Sayangnya, mahakarya istri Irfan Ratinggang itu justru mendulang berbagai macam kontroversi dan komentar pedas.
Salah satunya dari influencer diet dan kesehatan, Yulia Baltschun yang sampai naik pitam mengetahui diet ala Tya Ariestya viral di masyarakat.
Tanpa tedeng aling-aling, Yulia Baltschun langsung mengkritik habis-habisan buku diet keluaran Tya Ariestya.
Ia pun tak segan mengatakan bahwa buku diet yang ditulis Tya Ariestya itu layak di-blacklist.
Lewat postingan IGTV di akun Instagramnya @yuliabalschun yang dilansir melalui Tribunnews.com, ia mengungkapkan rasa gundahnya karena masih saja ada yang melakukan diet ekstrim.
"Capek deh. Diet ekstrim lahir melulu! Tahun 2021 ketika manusia harusnya lebih kritis eh masih aja ada yang mau rela kalori defisit ekstrim demi kurus," tulisnya pada akun Instagram, Rabu (3/3/2021).
Selain itu ia merasa geram jika Tya Ariestya mengatakan diet yang dijalankannya aman.
Padahal menurut Yulia, tips diet yang diberikan lewat buku yang ditulis Tya Ariestya sama sekali tidak aman.
"Kurus sih pasti. Tapi kurusnya melalui cara yang biasa dilakukan orang yang punya eating disorders. Gemes deh! RIP DUNIA GIZI & DIET INDONESIA," tutupnya.
Melansir Kompas.com, akun edukasi gizi @gizipedia_id pun membahas pola diet yang dijalani Tya melalui sebuah thread.
Diet yang dijalani Tya dan dibagikan lewat buku dianggap memunculkan beberapa kesalahpahaman soal gizi yang perlu diluruskan.
Setidaknya ada lima hal yang disoroti dari buku tersebut, antara lain:
1. Sayuran Dianggap Menghambat Penurunan Berat Badan
Akun @gizipedia_id bagaimana buku tersebut menulis bahwa makanan berserat seperti sayur bisa mengganggu bakteri baik dalam tubuh dan bakteri baik yang terganggu tidak menyerap nutrisi penting dari lambung dan usus.
Kemudian, makanan berserat disebut menyebabkan perut kembung dan diare pada beberapa orang.
Menurut @gizipedia_id, buku tersebut juga menyebut sayur mentah dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
2. Boleh Bebas Makan Garam
Utas tersebut juga menyoroti pembahasan dalam buku yang menuliskan ayam fillet tanpa kulit boleh dimakan dengan bumbu apapun, termasuk bebas menggunakan garam.
Padahal, Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan pedoman konsumsi gula, garam dan lemak, di mana konsumsi garam harian hanya boleh satu sendok teh atau setara 2.000 miligram natrium.
3. Menu Diet Murah
@gizipedia_id menyoroti harga menu satu kali makan yang tertulis dalam buku Tya hanya Rp 4.350 saja.
Angka tersebut dianggap tidak realistis jika disesuaikan dengan perencanaan makan yang tercantum, yaitu termasuk menyertakan multivitamin, omega 3 dan biskuit diet, termasuk konsultasi dokter.
4. Bisa Kurus Tanpa Sayur
Selain melalui buku, Tya juga menyampaikan lewat video di kanal YouTube-nya tentang keberhasilan menurunkan berat badan tanpa sayur.
@gizipedia_id menganggap apa yang disampaikan lewat buku dan video YouTube tersebut seperti menyamaratakan proses diet untuk semua orang.
Padahal, metabolisme tubuh orang berbeda-beda, sehingga pola diet yang sukses untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lainnya.
5. Diet Rendah Kalori
Salah satu menu makanan yang disoroti adalah menu yang dirancang pada 19 Oktober 2020, di mana asupan kalori hariannya kurang dari 500 kalori.
Di sisi lain, Very Low Calorie Diet (VLCD) atau pola diet yang sangat rendah kalori tersebut dinilai tidak baik untuk kesehatan jika dilakukan dalam jangka panjang.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar