Tanpa arak-arakan
Sebelum pandemi Covid-19, Bulan Bung Karno diawali dengan serangkaian acara ritual menjelang Hari Lahir Pancasila termasuk arak-arakan lima gunungan yang berakhir di Alun-alun Kota Blitar.
Pawai lima gunungan biasanya juga diikuti oleh puluhan peserta pawai yang mempertontonkan beragam simbol yang berkaitan dengan Soekarno, Pancasila dan Burung Garuda dalam ukuran raksasa.
Kegiatan itu, biasanya dihadiri ribuan penonton yang berjejal di sepanjang jalan protokol Kota Blitar hingga Alun-alun yang ada di seberang Balai Kota.
Tri memastikan acara tersebut ditiadakan dari daftar mata acara Bulan Bung Karno 2021.
Memperingati kelahiran Bung Karno, ujarnya, akan diselenggarakan selamatan sederhana di Istana Gebang dengan undangan terbatas.
Sejumlah acara inti lain, ujarnya, juga ditiadakan karena melibatkan jumlah massa yang besar, antara lain, Malam Seribu Tumpeng yang biasa dilaksanakan menjelang Haul Wafatnya Presiden Soekarno.
"Nanti diganti dengan selamatan berupa pembacaan Surat Yasin dan tahlilan. Sebelumnya juga dilaksanakan doa lintas agama di Makam Bung Karno pada 20 Juni," ujarnya.
Di hari wafatnya Presiden Soekarno pada 21 Juni, ujarnya, akan diselenggarakan ziarah ke Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit.
Tri mengatakan, acara akan akhiri dengan pameran koleksi Bung Karno di Perpustakaan Bung Karno yang terletak di kompleks Makam Bung Karno mulai 28 Juni hingga 3 Juli.
Bulan Bung Karno diselenggarakan pertama kali Juni 2000, namun mulai mendapatkan perhatian penuh Pemkot Blitar dengan acara sebulan penuh sejak 4 tahun lalu. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,bobo.grid.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar