GridPop.ID - Baru-baru ini viral video pasein Covid-19 yang mengantri masuk ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran.
Suasana genting seperti yang terlihat dalam unggahan Instagram @merekamjakarta pun telah dikonfirmasi oleh Komandan Lapangan RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut Muhammad Arifin.
"Video yang beredar di UGD kita (RSDC) itu memang benar, faktanya seperti itu. Jadi pasien memang banyak," tuturnya dikutip dari Tribunnews.
Dikatakan Arifin, video berdurasi 9 detik tersebut menunjukan peningkatan kasus Covid-19 khususnya di DKI Raya usai libur Lebaran.
Sementara ketersediaan tempat tidur di RSDC kian menipis dengan banyaknya pasien yang masuk sejak 18 Mei.
Hingga saat ini saja, 80 persen tempat tidur yang tersedia telah dihuni oleh pasien positif yang dikarantina.
"Per pagi ini saja (kemarin), laporan dari RSDC Wisma Atlet menyatakan bahwa ada 488 orang terkonfirmasi positif yang baru masuk untuk menjalani perawatan, setelah beberapa hari yang lalu ada 625 pasien datang bersamaan dalam satu hari," sambung Juru Bicara Pemerintah Reisa Broto Asmoro, dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Jakarta, (16/6/2021).
Dikatakan Arifin, lonjakan kasus Covid-19 dikarenakan penanganan di hulu yang kurang maksimal sehingga berlanjut ke hilir.
"Jadi sudah kita bagi 3 triase tempat masuk termasuk tower 5 tower 4 tower 6, namun ya seperti itu kondisinya,"
"Hal ini memang disebabkan hulu mengalir ke hilir. Hulu belum bisa dikendalikan sehingga hilir hanya menerima. Itu yang terjadi faktanya saat ini. Kita yang jelas sudah lampu kuning lah menjelang merah," terangnya.
Lebih lanjut, Arifin pun menjelaskan soal para pasien yang dirawat di sana.
"Mayoritas (pasien) Jakarta, 80 persen Jakarta," kata Arifin, dikutip dari Warta Kota.
Dia mengatakan pasien yang masuk ke Wisma Atlet merupakan kiriman dari Puskesmas yang ada di Jakarta.
"Bahkan sudah di kelurahan-kelurahan sebelahnya ikut tertular, Ciracas, Bambu Apus, kendalikannya harusnya mulai sekarang ya. Jalan harusnya sepi jangan macet seperti ini, berarti kan mobilisasi orang tidak dikendalikan," katanya.
Arifin menyarankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan PSBB ketat.
"Biar kita bisa fokus menangani pasien dengan baik. Kalau sudah landai silakan diatur secara bertahap lagi. Kalau sekarang ini harus diatur benar, klaster kantor juga harus diatur benar," lanjut Arifin.
Dia menekankan agar masyarakat selalu menjaga jarak.
"Kenapa jaga jarak? Karena droplet dari bersin atau batuk tanpa masker radius bisa sampai 1-2 meter. Droplet-nya menulari jadi temennya negatif jadi positif," katanya
"Tapi kan jelaskan per orang kayak gitu susah jadi dipukul rata jaga jarak semua. Tapi di rumah sakit notabenenya positif semua nggak masalah. Tapi kita tetep edukasi biar terbiasa. Memberi contoh, jaga jarak, cuci tangan, pakai masker," pungkas Arifin
GridPop.ID (*)
Source | : | tribunnews,Warta Kota |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar