GridPop.ID - Pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan tanda berkesudahan.
Bahkan seperti yang dilansir dari Kontan.co.id, Indonesia menempati peringkat pertama negara dengan lonjakan kasus mingguan tertinggi.
Menanggapi hal ini, WHO pun buka suara dan meminta Indonesia untuk melakukan penguncian yang lebih ketat kalau tidak mau hal buruk ini terjadi di seantero negeri.
Pasalnya, seperti yang kita tahu kasus virus corona di Indonesia periode 12-18 Juli mencapai 350.273 kasus, atau melonjak 44% dibanding pekan sebelumnya.
Sementara jumlah kasus baru COVID-19 global periode 12-18 Juli lalu total mencapai 3,42 juta infeksi, naik 12% dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Indonesia menerapkan penguncian lebih ketat dan luas.
Hal ini disampaikan WHO tak berapa lama setelah Presiden Jokowi menyebut akan adanya pelonggaran pembatasan atau relaksasi.
Dalam laporan situasi terbarunya, WHO menuturkan bahwa penerapan kesehatan masyarakat yang ketat dan pembatasan sosial sangat penting.
Selain itu, WHO menyerukan agar mengambil tindakan mendesak untuk mengatasi peningkatan tajam dalam infeksi di 13 dari 34 provinsi di Indonesia.
“Indonesia saat ini menghadapi tingkat penularan yang sangat tinggi, dan ini menunjukkan pentingnya penerapan kesehatan masyarakat dan langkah-langkah sosial yang ketat, terutama pembatasan pergerakan di seluruh negeri,” ujar WHO, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Tingkat positif harian Indonesia, proporsi orang yang dites yang terinfeksi, rata-rata 30 persen selama seminggu terakhir bahkan ketika jumlah kasus telah turun.
“Tingkat di atas 20 persen berarti penularan sangat tinggi,” kata WHO.
WHO menjabarkan bahwa seluruh provinsi di Indonesia, kecuali Aceh, memiliki tingkat positif di atas 20 persen (dengan outlier).
Sedangkan Aceh pada 19 persen.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar