GridPop.ID - Di beberapa negara, kehidupan terlihat kembali normal.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut hanya orang-orang "bodoh" yang menganggap pandemi ini telah berakhir.
Sampai detik ini, WHO terus memperjuangkan keberhasilan pengembangan vaksin sebagai kunci untuk mengakhiri kematian dan kehancuran ekonomi yang disebabkan oleh virus.
Namun, WHO telah menyatakan kekecewaan dengan kegagalan negara-negara untuk membantu memvaksinasi negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Melansir dari Intisari.ID, pada hari Rabu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan tujuan global untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada bulan September.
Tedros berharap mencapai 40 persen pada akhir tahun dan kemudian 70 persen pada pertengahan tahun depan.
"Ini adalah tonggak penting yang harus kita capai bersama untuk mengakhiri pandemi," kata Tedros. "[Pandemi] akan berakhir ketika dunia memilih untuk mengakhirinya, karena solusinya ada di tangan kita."
Lebih dari 2 miliar orang telah divaksinasi COVID-19, terhitung sekitar seperempat dari populasi global, yang jauh di bawah 70 persen yang dibutuhkan untuk berpotensi mencapai kekebalan kelompok.
Melansir Newsweek, Jumat (23/7/2021), WHO tidak melihat pandemi berakhir sampai setidaknya pertengahan 2022 ketika dunia berpotensi memvaksinasi 70 persen dari semua populasi negara.
Sementara itu, seorang anggota staf medis bekerja di unit perawatan intensif Rumah Sakit Henri Mondor di Creteil, dekat Paris, pada 22 Juli menyebut ketidakadilan vaksin sebagai "kegagalan moral" dan "mengalahkan diri sendiri secara epidemiologis dan ekonomis."
Pakar kesehatan telah menunjukkan bahwa tingkat vaksinasi yang rendah di wilayah tertentu di dunia memungkinkan virus menyebar dan meningkatkan kemungkinan pembentukan mutasi baru.
Sementara vaksin efektif melawan mutasi saat ini, semakin banyak mutasi yang muncul, semakin besar kemungkinan seseorang dapat lolos dari vaksin.
Jika itu terjadi, Tedros memperingatkan bahwa vaksin baru harus dikembangkan dan seluruh dunia harus divaksinasi ulang.
Negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah mengalami lonjakan kasus.
Untuk mencapai target vaksinasi 70 persen dari populasi setiap negara membutuhkan 11 miliar dosis vaksin, menurut Tedros.
Untuk mengisi kesenjangan dalam pasokan vaksin, Tedros mengatakan negara-negara kaya perlu mulai berbagi dosis vaksin daripada menimbun jika diperlukan suntikan booster.
"Itu berarti mengakhiri pandemi pada dasarnya bukanlah ujian penemuan ilmiah, kekuatan finansial, atau kecakapan industri; ini adalah ujian karakter."
Saat Indonesia mengalami krisis fasilitas kesehatan akibat kemunculan Covid-19 varian Delta, sejumlah negara mengirimkan bantuan yang mendukung penanganan pandemi di Tanah Air.
Sebagaimana diberitakan Kompas.com pada Rabu (21/7/2021), berikut ini 5 negara yang mengirim bantuan kepada Indonesia untuk menangani peningkatan kasus Covid-19.
1. China
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menjadi perwakilan Indonesia yang menerima bantuan senilai 7,8 juta dollar AS dalam bentuk vaksin dan peralatan medis lain dari China pada 15 Juli 2021 lalu. Pemerintah Provinsi Fujian juga akan memberikan bantuan kepada Indonesia sebanyak 465.000 dollar AS.
2. Singapura
Singapura juga telah mengirimkan bantuan bagi Indonesia. Dikutip dari The Straits Times melalui KOMPAS.com, negara tetangga tersebut memberikan sejumlah peralatan medis, seperti ventilator, masker, sarung tangan, dan hazmat pada 9 Juli lalu.
3. Australia
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dilansir dari ABC melalui KOMPAS.com, Australia berjanji akan mengirimkan 170 tabung oksigen, 40.000 alat tes Covid-19, 2,5 juta dosis vaksin AstraZeneca, dan 1.000 unit ventilator.
4. Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) juga turut membantu Indonesia dengan mengirimkan 4 juta dosis vaksin Moderna. Selain vaksin, AS pun menawarkan keterlibatan aktif dan dukungan berkelanjutan dalam penanganan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
5. India
Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar mengatakan, sejak Senin (19/7/2021), kapal angkatan laut mereka, INS Airawat, sedang dalam perjalanan ke Tanjung Priok membawa bantuan medis.
Dikutip dari India Times melalui KOMPAS.com, India mengirimkan bantuan berupa 100 metrik ton oksigen medis cair dan 300 oksigen konsentrator.
Sebelumnya, Indonesia pun sempat mengirimkan 3.400 tabung oksigen saat India dilanda krisis kesehatan akibat peningkatan kasus Covid-19.
Baca Juga: WHO Sebut Semua Vaksin Covid-19 Efektif Lawan Virus Corona Varian Delta, Faktanya Bikin Tercengang!
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,intisari.id |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar