GridPop.ID - Pasien Covid-19 pasca dinyatakan negatif dan sembuh, sering mengalami gejala-gejala minggu pertama yang bisa indikasikan risiko jangka panjang.
Long Covid inilah yang terjadi pada orang yang terus mengalami gejala Covid, lama setelah sembuh dari penyakit tersebut dan dinyatakan negatif.
Sejak merebaknya virus corona varian baru yang cepat sekali memakan korban, banyak orang yang juga berjuang melawan serangkaian komplikasi, baik fisik maupun mental.
Meski jumlah kasus Covid di sebuah negara telah menurun, karena penyakit yang berkepanjangan, maka pasien yang pulih pun belum bisa bernapas lega.
Konon, orang yang menderita komplikasi pasca-Covid disebut long hauler.
Karena infeksi Covid-19 yang parah, mereka mengalami beberapa kerusakan permanen pada paru-paru, jantung, ginjal, atau otak.
Mereka atau terus mengalami gejala yang menetap meskipun tidak ada kerusakan yang terdeteksi pada organ-organ ini.
Kebanyakan orang yang tertular virus SARs-COV-2 tidak menunjukkan gejala atau mengalami penyakit ringan hingga sedang.
Gejala cenderung mereda dalam waktu 2-3 minggu setelah timbulnya gejala.
Namun, beberapa orang, bahkan setelah dites negatif untuk virus, terus mengalami gejala yang menetap selama lebih dari 4 minggu dan seterusnya.
Dengan mengingat semua ini, kelompok studi Therapies for long covid (TLC), di University of Birmingham di Inggris, telah menghasilkan prediktor tertentu dari ‘long covid’.
Mengutip dari Intisari.ID, Kelompok studi melihat ke 27 studi yang diterbitkan sebelumnya tentang ‘long Covid’ untuk mencari tahu tentang gejala yang paling umum dan juga untuk mempelajari beberapa kemungkinan indikator risiko jangka panjang.
Gejala umum yang ditemukan oleh para peneliti termasuk: kelelahan, kesulitan bernapas, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, dan perubahan indera penciuman dan perasa.
Tidak hanya itu, pasien juga mengalami gangguan tidur dan masalah kognitif seperti ketidakmampuan untuk fokus, masalah dengan ingatan, dll.
Selain mempelajari gejala umum ‘long Covid’, para peneliti juga menemukan faktor-faktor yang meningkatkan risiko risiko jangka panjang pada pasien.
Menurut para ilmuwan, ada prediktor tertentu yang dapat membantu mengevaluasi risiko Anda terkena ‘long Covid’.
Sementara, menurut penelitian, mereka yang mengalami infeksi Covid-19 ringan tidak memicu terjadinya penyakit yang berkepanjangan
‘Long Covid’ dialami oleh pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit pada awal gejala atau memerlukan dukungan oksigen.
Melansir indiatimes, satu penelitian juga menemukan bahwa orang yang mengalami lebih dari lima gejala selama minggu pertama sakit, kemungkinan lebih besar mengalami komplikasi jangka panjang.
Faktor risiko yang diprediksi para peneliti mengalami ‘long Covid’ adalah usia yang lebih tua, wanita, dan memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
Mungkinkah vaksin Covid-19 mengurangi kemungkinan ‘long Covid’?
Vaksin Covid-19 tidak membuat kita sepenuhnya kebal terhadap virus.
Namun, itu bisa meminimalkan risiko penyakit parah.
Namun, masih ada risiko tertular virus dan meskipun kemungkinannya sangat rendah, mengembangkan gejala ‘long Covid’ pun masih sangat mungkin terjadi.
Setelah Anda dinyatakan negatif dari kasus Covid-19 Covid-19 yang dialami, bukan berarti Anda baik-baik saja.
Cara mengatasinya Gejala long covid dapat memengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda-beda, tidak ada satu pengobatan khusus yang dapat membantu memulihkannya.
Meski begitu, long covid bisa diminimalisir dengan cara cukup beristirahat, mengenali efek samping dari gejala long covid, serta mencari pengobatan simtomatik.
Melansir dari Kompas.com, penyintas yang mengalami long covid juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan klinis dan pemindaian pada saat pemulihan untuk mengelola gejala dengan lebih baik dalam jangka panjang.
Sebuah penelitian baru tampaknya menunjukkan bahwa rehabilitasi mungkin bermanfaat, terutama untuk penyintas Covid-19 dengan kerusakan paru-paru yang serius.
Selain itu, olahraga ringan dan peningkatan aktivitas secara bertahap juga dapat membantu memulihkan long covid.
Baca Juga: Serang Indra Penciuman, Begini Cara Ampuh Memulihkan Kemampuan Mencium Bau Usai Sembuh dari Covid-19
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,intisari.id |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar