Pada saat itu, untuk bertahan hidup, Titin harus bergantung belas kasihan orang lain.
Dulu sebagai aktris terkenal dengan kekayaannya, mobil lebih dari satu, beberapa bangunan rumah, tapi setelah itu dia hanya memiliki beberapa lembar pakaian yang sudah lusuh.
Dikutip dari laman tribuntimur.com, bantuan dari sesama artis dan kakeknya, membuatnya akhrinya bisa dirawat di Rumah Sakit Boromeous.
Lima anaknya ditempatkan di panti asuhan.
Kakek bertindak demikian karena dia masih keluarga kasumedangan.
Hanya beberapa hari di Rawat akhirnya tanggal 15 Mei 1966 dia menghembuskan napas terakhirnya, dalam pelukan kelima putranya.
Keesokan harinya jenasah diberangkatkan dan dimakamkan di Gunung Puyuh Sumedang.
Jenazah hanya diantar tidak lebih dari sepuluh orang termasuk kakek, nenek dan kedua orang tuanya.
Tidak nampak batang hidung mantan-mantan suaminya. Kisah hidupnya, yang bisa menjadi pelajar untuk semua pihak ini, bisa dibaca di buku yang ditulis Lingga Wisjnu, berjudul 'Rahasia hidup R.A. Titin Sumarni'
GridPop.ID (*)
Source | : | Intisari Online,TribunTimur |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar