Pasalnya, perubahan pola tidur yang tidak menentu dapat menyebabkan yang namanya "jet lag".
Di mana untuk setiap jam “jet lag” pergeseran jam tidur tersebut, risiko penyakit jantung orang yang begadang meningkat sebesar 11 persen.
Namun, baru-baru ini seorang ilmuwan evolusioner di London School of Economics and Political Science bernama Satoshi Kanazawa mengungkapkan fakta mengejutkan.
Dalam penjelasannya seperti yang dikutip dari Nakita.ID, Kanazawa menyebut orang yang suka tidur larut malam memiliki keuntungan.
Pasalnya, manusia dirancang secara evolusioner untuk lebih aktif di siang hari karena manusia tidak dapat melihat di kegelapan, dan karenanya membutuhkan cahaya untuk memandu arah ke mana kita pergi.
Itu sebabnya kita 'diprogram' untuk bangun saat matahari terbit dan pergi tidur saat malam.
Lanjut Kanazawa, individu yang lebih cerdas sengaja untuk memberontak “takdir” evolusi ini, sehingga memilih untuk tetap terjaga semalaman suntuk dan tidur saat matahari terbit.
Source | : | Kompas.com,Nakita.ID |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar