GridPop.ID - Kasus kematian pasien Covid-19 pada bulan Juli didominasi oleh usia produktif, yakni yang berumur 46-59 tahun.
Kasus kematian pasien Covid-19 pada kelompok itu mengalami kenaikan hingga lima kali lipat dari bulan sebelumnya menjadi 13.000 kasus.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun menjelaskan penyebabnya.
Ternyata ada hubungannya dengan yang sudah diwanti-wanti Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Seperti yang disampaikan Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah sebelumnya, kenaikan angka kematian tertinggi bukan disumbangkan dari pasien lanjut usia, melainkan mereka yang berumur 46-59 tahun.
"Justru terjadi bukan di usia di atas 60 tahun, tapi terjadinya justru pada kelompok usia 46-59 yang awalnya 2.500 naik jadi 13.000. Jadi sekitar 5 kali lipat kita lihat (kenaikan) angka kematiannya," kata Dewi dalam diskusi daring, Rabu (4/8/2021).
Kemudian, menurut dia, kelompok usia 31-45 tahun menyumbangkan 5.159 kasus kematian pada bulan Juli atau naik 5 kali lipat dibandingkan bulan Juni yang mencatatkan 964 kematian.
Tren dominasi kematian pasien Covid-19 oleh usia produktif pun ditanggapi uru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Menurut dia, kondisi ini tak lepas dari meningkatnya kasus positif Covid-19 di kelompok usia tersebut.
"Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan yang diolah oleh Satgas Covid-19, 46,7 persen kematian ini berasal dari populasi berusia di atas 60 tahun. Dan 36,7 persen dari usia 46-59 tahun serta 12,7 persen kematian dari usia 31-45 tahun," ujar Wiku dalam konferensi pers secara daring pada Kamis (5/8/2021), seperti yang dikutip dari Kompas.com.
"Adanya tren kematian pada kelompok usia produktif tersebut tidak terlepas dari adanya peningkatan kasus dari kelompok umur tersebut," kata dia.
Wiku juga mengatakan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi varian delta Covid-19 di 132 negara dunia.
Kondisi itu menyebabkan kenaikan kasus positif sebesar 80 persen dalam empat pekan terakhir.
"Secara fakta kematian pada pasien dapat meningkat peluangnya jika terlambat ditangani atau dirujuk maupun ada kepemilikan riwayat komorbid (penyakit penyerta)," kata dia.
Melansir dari Kontan.co.id, pemerintah melakukan penguatan testing dan tracing terutama di pemukiman padat penduduk untuk memantau perkembangan virus Covid-19 varian Delta.
Mekanisme tracing atau pelacakan juga akan menggunakan sistem perangkat lunak Silacak untuk memudahkan mengetahui kontak erat pasien. Nantinya, kontak erat akan diarahkan melakukan karantina dan entry test.
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan volume testing dari sekitar 300.000 menjadi 500.000 testing per hari.
Kemudian juga percepatan vaksin untuk menaikkan imunitas tubuh.
Vaksinasi mengurangi risiko tertular, menderita sakit berat, bahkan risiko kematian dari pasien terjangkit Covid-19.
Karena itu, pemerintah juga terus meningkatkan kedatangan pasokan stok vaksin serta terus memberikan edukasi dan menambah kapasitas jangkauan vaksinasi.
Penerapan 3M, ditambah mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan tetap perlu dilakukan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar