GridPop.ID - Bagi penyintas Covid-19 yang mengalami pusing berkepanjangan, apalagi sampai hilang ingatan usai terpapar, itu artinya sedang mengalami brain fog.
Seperti kisah seorang yang dilami wanita ini, ia mengalami brain fog akibat long Covid-19 dan mengakui bahwa dirinya merasa tersiksa.
Usai terpapar Covid-19 tubuhnya merasa buruk hingga hilang ingatan.
Dilansir dari GridHealth.ID, menurut salah seorang yang pernah mengalaminya,
"Seperti gejala sakit kepala menyerang seluruh tubuhku," ujar Laura Gross (72), penyintas Covid-19 merasa sangat buruk saat mengalami brain fog.
Dirinya pun mengatakan jika "Perasaan bergetar, kebingungan akut, kehilangan ingatan dan sulit berkonsentrasi, aku sudah bukan diriku lagi."
Bahkan ia mengakui sampai kesulitan berbicara, dan tidak mengenali kartu ATM miliknya sendiri.
Untuk diketahui, brain fog ini merupakan Long Covid, gejala yang masih tertinggal akibat infeksi Covid-19, walaupun telah dinyatakan negatif Covid-19.
Brain fog ini kemunculannya ditandai dengan hilangnya memori, kesulitan fokus, sakit kepala atau pusing bekepanjangan.
Bahkan pada beberapa kasus bisa mengalami kesulitan bernapas dan kelelahan.
Gejala dapat bertahan berbulan-bulan atau berminggu-minggu.
Beberapa penelitian telah mencoba menunjukkan dengan tepat jumlah orang yang terkena brain fog akibat Covid-19.
Sejak Desember 2020, peneliti mengamati 120 pasien Prancis rata-rata hampir empat bulan setelah mereka terinfeksi.
Menemukan bahwa 34 persen melaporkan kehilangan ingatan, 28 persen mengalami kesulitan berkonsentrasi, dan 31 persen mengalami kesulitan tidur.
Studi lain mengidentifikasi gejala neurologis pada 82 persen dari 419 pasien di beberapa titik dalam perjalanan penyakit, termasuk sekitar sepertiga yang memiliki masalah dengan fungsi mental.
“Kami melihatnya pada pasien yang berada di ICU dan membutuhkan intubasi, tetapi kami juga melihatnya pada pasien dengan penyakit ringan atau tanpa gejala,” kata Dr. Agnihotri, salah seorang peniliti.
Bahkan, katanya, otak Covid mungkin lebih banyak terjadi pada orang dengan penyakit yang lebih ringan.
Istilah medis untuk kondisi yang memicu gejala seperti kabut otak adalah ensefalopati, yang mencakup penyakit atau kerusakan apa pun yang mengubah cara fungsi otak.
Gejala seperti brain fog telah dikaitkan dengan segala hal mulai dari menopause, jet lag, dan pengobatan kanker hingga obat-obatan seperti antihistamin dan infeksi virus lainnya.
Dilansir Kompas.com dari WebMD, seberapa buruk penurunan kognitif tampaknya berkaitan dengan seberapa serius infeksi Covid-19 yang menyerangnya.
Para peneliti mengatakan, orang-orang yang menjalani perawatan dengan ventilator saat Covid-19, menunjukkan efek yang paling substansial.
Rata-rata, skor IQ (Intelligence Quotients) mereka turun 7 poin. Namun demikian, menurut peneliti, skala defisit yang diamati tidak substansial.
Tetapi mereka mengatakan, pencitraan otak diperlukan sebelum kesimpulan tegas dapat ditarik.
Para peneliti menekankan pentingnya berhati-hati dalam menyimpulkan dasar neurobiologis atau psikologis dari defisit yang diamati tanpa data pencitraan otak.
Meskipun, tugas penilaian yang digunakan di sini telah ditunjukkan untuk memetakan ke jaringan yang berbeda di dalam otak manusia, dalam hal aktivitas fungsional normal dan konektivitas sebagai serta kerusakan jaringan struktural.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridHealth.ID |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar