GridPop.ID - Nasi goreng menjadi salah satu menu favorit sejuta umat.
Pasalnya, orang-orang bebas berkreasi dengan mencampurkan berbagai bahan dalam menu nasi goreng.
Dilansir dari laman kompas.com, kalori nasi goreng bisa berbeda-beda, tergantung bahan yang digunakan dan cara memasaknya.
Bahan tambahan seperti ayam, udang, sayur, sampai jenis minyak yang digunakan bisa memengaruhi jumlah lemak sampai kalori nasi goreng.
Dilansir dari Fat Secret, berikut perbandingan kalori nasi goreng ayam, nasi goreng udang, dan nasi goreng tanpa daging.
- Kalori nasi goreng ayam
Seporsi atau 149 gram nasi goreng ayam memiliki 247 kalori. Rincian kalorinya, sebanyak 52 persen karbohidrat, 33 persen lemak, dan 15 persen protein.
- Kalori nasi goreng udang
Seporsi atau 149 gram nasi goreng udang mengandung 241 kalori.
Rincian kalorinya, sebanyak 53 persen karbohidrat, 33 persen lemak, dan 14 persen protein.
- Kalori nasi goreng tanpa daging
Seporsi atau 123 gram nasi goreng tanpa daging memiliki 186 kalori.
Rincian kalorinya, sebanyak 56 persen karbohidrat, 33 persen lemak, dan 11 persen protein.
Selain kandungan kalori, penggemar nasi goreng mulai sekarang juga harus waspada dengan bahan pelengkapnya.
Siapa sangka, 2 bahan ini bisa menimbulkan bahaya tak main-main jika disajikan bersama nasi goreng.
Dilansir dari laman sajiansedap.com, berikut penjelasannya:
1. Kerupuk Oplosan
Kerupuk dan nasi goreng memang pasangan paling klop.
Tapi sayang, kita seringkali tak tahu dari mana kerupuk yang kita makan berasal.
Soalnya, kini banyak beredar kerupuk oplosan di masyarakat.
Kita pun pasti pernah dengar kalau kerupuk ini dilapisi lilin supaya tetap renyah tahan lama.
Secara garis besar, pencampuran lilin dan plastik sendiri memang menguntungkan dari pihak penjual.
Dengan pencampuran tersebut, maka kondisi kerupuk akan lebih jernih dan renyah.
Bahkan ketahanan renyah akan lebih lama.
Bukan hanya itu, minyak yang di butuhkan untuk menggoreng juga lebih hemat dan sedikit.
Berhubung sekarang ini harga minyak memang sedang naik, sedangkan harga kerupuk juga tak mungkin selangit.
Pembeli dan penikmat kerupuk biasanya dari kalangan bawah menengah.
Itulah mengapa penjual memasukkan plastik dan lilin.
Hal ini menguntungkan penjual dan menjauhkan dari kegagalan produksi.
Sayangnya, pakar kesehatan menyebutkan jika ada bahaya yang mengintai jika kita mengkonsumsi kerupuk dengan berlebihan seperti sebagai berikut.
Bahkan, kandungan polyvinyl chloride di dalam lilin dan plastik ini ternyata bukan hanya merusak hati, namun juga ginjal.
Dalam melakukan proses pembuangan racun atau detoksifikasi, jika zat yang dicerna terlalu berbahaya, akan meningkatkan kerja ginjal.
Padahal jika anda membiarkan ginjal bekerja tidak sesuai mestinya, akan merusak sistem kinerjanya.
Parahnya hal ini akan adalah meningkatkan resiko penyebab gagal ginjal.
Bahan plastik yang masuk dalam tubuh, efek samping dalam jangka panjang adalah kemungkinan terkena penyakit kanker lebih besar.
Biasanya kanker akan menyerang pada bagian tubuh anda yang menjadi tempat pengendapan bahan plastik tersebut.
2. Mi atau Kwetiau Goreng
Ya, saat makan nasi goreng, beberapa orang gemar meminta pedagang mencampurkan antara mi atau kwetiau goreng.
Memang enak sih, tapi kombinasi ini ternyata buruk banget.
Soalnya, keduanya merupakan sama-sama sumber karbohidrat.
Dilansir Grid.ID dari laman Grid Health, perlu diketahui, selain tinggi akan kadar karbohidrat, nasi dan mi atau bihun goreng juga punya indeks glikemik yang tinggi.
Diwartakan Mayo Clinic, indeks glikemik (IG/GI) adalah satuan untuk menunjukkan kemampuan dari satu makanan untuk meningkatkan gula darah setelah dikonsumsi.
Semakin tinggi suatu GI, tentu saja ini memiliki dampak terhadap kenaikan kadar gula darah.
Karena nilai indeks glikemik keduanya yang tinggi, maka sebaiknya tidak mengonsumsi mi atau bihun goreng dan nasi secara bersamaan.
Pasalnya jika dilakukan bersamaan, apalagi sering, akan meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2.
Hal ini karena gula darah yang naik dengan cepat.
Ketika gula darah naik, pankreas akan memproduksi hormon insulin untuk menurunkan gula darah.
Jika hal ini terjadi, tubuh bisa kehilangan respons terhadap insulin, yang menyebabkan meningkatnya risiko diabetes tipe 2 tersebut.
Mengonsumsi mi atau bihun goreng dan nasi dalam satu piring juga bisa menyebabkan munculnya risiko obesitas, karena gula pada keduanya mengandung banyak kalori.
Kalori yang berlebih ini akan disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak, terlebih kalau kita kurang bergerak, maka lemak tidak akan terbakar.
Perlu diingat bahwa mengonsumsi nasi dan mi atau bihun goreng secara bersamaan memang sebaiknya dihindari, agar tubuh tidak kelebihan kalori.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Sajian Sedap |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar