GridPop.ID - Pandemi covid-19 sampai saat ini masih melingkupi sebagian besar wilayah Indonesia bahkan dunia.
Jumlah pasien positif covid-19 pun dilaporkan masih terus menunjukkan penambahan.
Guna menekan angka penularan dan tingkat kematian akibat covid-19, pemerintah pun kian gencar melaksanakan program vaksinasi.
Namun sayang ada saja oknum nakal yang justru memanfaatkan keadaan demi meraup keuntungan pribadi.
Salah satunya dengan mempermainkan vaksin covid-19.
Seperti yang dilakukan oleh salah seorang oknum perawat nakal di Friesland, Jerman ini.
Dengan teganya, oknum perawat tersebut mengganti vaksin covid-19 dengan larutan garam.
Tak main-main, diperkirakan aksi tersebut telah memakan korban sejumlah 8.600 orang lanjut usia.
Belum lama ini, masyarakat Indonesia dibuat berang dengan aksi seorang perawat yang tega menyuntikkan vaksin kosong.
Diwartakan GridPop.ID, perawat tersebut mengaku telah melakukan aksinya pada 599 orang.
Atas perbuatannya tersangka EO disangkakan dalam UU No 4 tahun 84 tentang wabah penyakit menular dengan ancaman pidana penjara 1 tahun.
Tak cuma di Indonesia saja, tindakan serupa ternyata juga dilakukan oleh seorang perawat di Friesland, Jerman.
Perawat anti-vaksin Covid-19 di Jerman ini telah menyuntik sekitar 8.600 orang lanjut usia dengan larutan garam.
Otoritas Jerman sekarang menyarankan ribuan orang untuk suntik vaksin Covid-19 ulang, setelah menjadi korban dalam kasus ini dari awal tahun.
Perawat Palang Merah dicurigai menipu orang-orang yang ingin vaksin Covid-19 dengan menyuntikkan larutan garam sebagai gantinya.
Praktik itu dilakukan di pusat vaksinasi di Friesland, sebuah distrik pedesaan dekat pantai Laut Utara pada awal musim semi, seperti yang dilansir dari The Sun pada Rabu (11/8/2021).
"Saya benar-benar kaget dengan kejadian ini," ujar Sven Ambrosy, seorang dewan lokal di Facebook.
Pada Selasa (10/8/2021), otoritas lokal memanggil sekitar 8.600 panduduk yang kemungkinan menjadi korban oknum perawat tersebut.
"Hari ini saya memiliki tugas yang menyedihkan untuk memberi tahu sekitar 8.600 orang yang diperkirakan bahwa mereka menerima suntikan larutan garam ketika mereka vaksinasi (Covid-19)," terangnya di Facebook.
"Demi ketenangan pikiran, kami akan merekomendasikan orang mendapatkan vaksinasi tambahan," kata Ambrosy.
Perawat itu dapat mengganti botol karena dia "bertanggung jawab atas persiapan vaksin dan persiapan jarum suntik selama jam kerjanya di pusat vaksinasi," kata otoritas kesehatan di Lower Saxony.
Meskipun larutan garam tidak berbahaya, orang lanjut usia yang menerimanya akan berisiko tinggi terkena Covid-19.
Penyelidik polisi Peter Beer, berbicara sebelumnya pada konferensi pers yang diliput oleh media Jerman, mengatakan bahwa berdasarkan pernyataan saksi ada "kecurigaan yang masuk akal tentang ancaman bahaya".
Motif oknum perawat, yang tidak disebutkan namanya, belum jelas, tetapi dilaporkan bahwa dia menyuarakan pendapat skeptis tentang vaksin Covid-19 di media sosial.
Polisi menemukan perawat yang terlibat "termotivasi untuk menentang vaksinasi," kata tim krisis virus corona pemerintah Lower Saxony, yang mengawasi kasus tersebut, kepada wartawan pada Selasa (11/8/2021).
Tidak segera jelas apakah tersangka telah ditangkap atau didakwa dalam kasus tersebut, yang menurut penyiar NDR telah diserahkan ke unit khusus yang menyelidiki kejahatan bermotif politik.
“Penyelidikan polisi menunjukkan orang (terlibat) termotivasi untuk menentang vaksinasi,"
"Karena dia tetap diam dengan polisi, kami tidak tahu apakah dan sejauh mana dia memanipulasi," ujar Claudia.
"Kami tidak tahu pasti orangnya yang kena dampak, dan kami berbicara di sini tentang periode 7 pekan," ucapnya.
"Jadi, banyak juga orang yang menjadi pertimbangan kami," ucapnya.
GridPop.ID (*)
Komentar