Ameruddin sadar bahwa anaknya ternyata memiliki bakat dan ketertarikan di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis.
“Ya dulu kalau main pakai ini, dulu koknya juga jelek tidak dari bulu angsa. Memang sejak dulu dia suka olahraga termasuk bola dan sepak takraw. Tapi memang sejak bermain raket kayu saya tau bakatnya di sini (bulutangkis),” ujar Ameruddin dalam program "Rosi: Spesial Kado Emas Olimpiade dari Greysia Polii dan Apriyani Rahayu", Kamis (12/8) malam.
Pengakuan Ameruddin cukup mengagetkan, bahwasannya masa kecil Apriyani sangat aktif secara fisik.
Ameruddin bukan khawatir bila Apriyani akan terjadi apa-apa, justru sebaliknya, keisengan dan jahilnya putri bungsunya yang lebih dikhawatirkan sang ayah.
Ameruddin tahu satu-satunya jalan untuk menyalurkan energi putrinya adalah dengan olah raga.
Sejak saat itulah, Apriyani mendapatkan dukungan penuh dari Ameruddin. Bahkan sampai diantarkan ke Makassar untuk mengikuti suatu kompetisi.
Walau sebenarnya pada turnamen itu Apriyani tidak bermain, dia tetap merasa senang.
“Jadi, dulu masih kecil dan belum ada fasilitas apa pun, dibikin raket kayu sama Papa. Itu juga cuma iseng-iseng aja karena hobi main. Itu juga cuma main-main saja sama tetangga sebelah,” imbuh Apriyani.
Tidak hanya itu kisah Apri saat masuk Pelatnas Bulutangkis juga tidak kalah mengharukan. Saat menuju Jakarta ia hanya bermodalkan uang Rp 200 ribu dan raket.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas. TV,Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar