Tidak tahan dengan rasa sakit yang dialaminya, pria tersebut akhirnya memberi tahu ibunya dan segera meminta bantuan paramedis.
Dia mengira dengan kedatangan tim medis, maka dirinya bakal terbebas dari penderitaan. Namun dugaannya salah.
Penis laki-laki itu dilaporkan kondisinya lebih parah dari yang mereka duga hingga harus dilarikan ke rumah sakit setempat.
Sumber di rumah sakit mengungkapkan, mereka menggunakan alat pemotong listrik untuk melepas gembok dari kelamin pasien.
Selama proses operasi yang berlangsung selama 30 menit, mereka menyelipkan besi tipis untuk mencegah penisnya terpotong.
Selain itu, mereka juga menuangkan air sedikit demi sedikit ke kelamin pria itu sebagai pelumas yang membuat proes pelepasan.
Sepanjang operasi, lelaki tersebut dilaporkan terus berteriak.
Namun, dampaknya penisnya mengalami luka yang cukup serius.
"Jika saja gemboknya tidak segera dicabut, kelaminnya akan makin parah terluka dan menyebabkan pembusukan," kata sumber itu.
Ibunya mengatakan, anaknya hampir berada di rumah selama pandemi Covid-19 dan tak keluar karena merasa khawatir.
"Dia mengatakan dia melakukannya karena bosan dan suka memasukkan 'itunya' ke dalam gembok. Saya marah karena dia sudah membuat saya malu," kata si ibu.
Komentar