GridPop.ID - Sebuah kisah inspirasi datang seorang remaja yang berasal dari Pulau Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.
Seorang remaja yatim berhasil lolos dalam Akademi Militer atau Akmil.
Dilansir dari Tribun Jabar, diungkpakan remaja yatim itu bernama Rizal yang berasal dari keluarga tak mampu.
Rizal sendiri sudah menjadi anak yatim sejak usianya 5 tahun.
Sejak saat itu dirinya hanya hidup berdua dengan ibunya.
Ibunda Rizal yang mendengar putranya lolos akademi militer pun tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukurnya.
“Kami sebagai warga kurang mampu tapi anak kami yang sejak umur lima tahun sudah yatim ini bisa lolos menjadi taruna akmil,” ungkap Sehatuna, ibunda Rizal.
Ia pun memaparkan bahwa anaknya bisa lulus karena kemurahan hati dan perhatian dari Pangdam XVI Pattimura.
“Saya sangat berterima kasih kepada Pak Jeffry (mantan Pangdam XVI Pattimura) atas perhatian dan kepedulian kepada kami yang tidak mampu,” katanya.
Keberhasilan Rizal ini disambut sukacita dan rasa bangga dari masyarkat di kampung halamannya.
Tokoh masyarakat Pulau Manipa, Muhammad Saleh Talapuka menyampaikan apresiasi dan rasa syukurnya.
Ia mengatakan, lulusnya remaja asal Pulau Manipa ini mematahkan anggapan buruk di masyarakat yang selama ini melekat bahwa hanya anak pejabat dan orang berada yang bisa mengikuti seleksi Akmil.
“Image di masyarakat yang selama ini mendaftar menjadi TNI mengeluarkan banyak biaya mampu dipatahkan dan terbukti di keluarga Rizal,” ujarnya.
Seperti yang diketahui, seleksi untuk masuk menjadi taruna akademi militer sangat ketat.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, proses seleksi taruna Akademi Militer dilakukan bertingkat.
Mulai dari tingkat daerah yaitu di komando distrik militer (kodim) untuk seleksi administrasi serta di tingkat komando resor militer (korem), dan komando daerah militer (kodam) untuk pengujian.
Sebagaimana dikutip dari situs Penerimaan Calon Taruna Akmil 2019, ad.rekrutmen-tni.mil.id, terdapat berbagai syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, syarat umum seperti WNI, berusia minimal 17 tahun 9 bulan, sehat jasmani dan rohani, serta tak punya catatan kriminal.
Ada pula syarat lainnya mengenai lulusan, prestasi sekolah, tinggi badan, belum pernah menikah, dan bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama (IDP) selama 10 tahun.
Materi seleksi terdiri dari beberapa aspek penilaian. Ada tiga tingkat pengecekan atau uji dalam seleksi tersebut, yakni tingkat Sub Panda (panitia daerah), tingkat Panda, dan tingkat Panitia Pusat.
Pada tahapan pertama, para calon taruna menjalani pemeriksaan administrasi, uji kesehatan pertama, dan jasmani.
Untuk pengecekan jasmani, dilakukan tes fisik seperti lari, pull up, renang, dan postur.
Kemudian, pada tahapan Uji Panda, ada juga seleksi administrasi dan kesehatan. Tes kesehatan tahap dua meliputi pemeriksaan urine, darah, dan rontgen.
Selain itu, ada juga tes kesegaran jasmani lengkap, mental ideologi, dan tes psikologi tertulis. Salah satu hal yang disorot di tahapan ini yakni ideologi calon taruna Akmil.
Tes mental ideologi dilakukan karena TNI tidak ingin kemasukan orang-orang yang berideologi selain Pancasila.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jabar |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar