GridPop.ID - Belakangan ini kondisi di Afghanistan mulai tak terkendali usai ekspansi besar-besaran yang dilakukan militan Taliban.
Apalagi setelah Presiden AS Joe Biden memutuskan untuk menarik pulang pasukan AS yang tersisa, 300.000 tentara Afghanistan dengan cepat jatuh 'sempoyongan.'
Tentara Afghanistan pun bak dipaksa menerima kenyataan pahit jika kegagalan mereka dipicu oleh korupsi yang merajalela dan kepemimpinan yang buruk.
Melansir dari Intisari Online, hal ini diketahui dari penuturan Kolonel Edris Ataaie.
“Saya tidak melihat strategi apa pun. Selama bertahun-tahun, pasukan kami telah disalahgunakan."
"Orang-orang yang ditunjuk sebagai pemimpin tidak cocok dan mereka memperlakukan para jenderal dan pasukan."
"Kualitas kami sangat buruk. Akibatnya, kami berada dalam situasi yang buruk sekarang, kacau," kata Ataaie.
Tentara Afghanistan pun mengeluh karena tidak dibayar atau tidak menerima makanan dan amunisi.
Mereka sering ditinggalkan oleh komandan untuk melindungi pos pemeriksaan dan pangkalan yang terbuka.
Prajurit di garis depan diberi sedikit cuti sementara yang terluka diperlakukan dengan buruk.
Selama tiga bulan terakhir militan Taliban sendiri telah dengan cepat menakhlukkan dua ibu kota provinsi paling penting di negara itu, Kandahar dan Herat.
Kekalahan tentara Afghanistan telah mengejutkan baik warga Afghanistan sendiri maupun pendukungnya.
Melansir dari Kompas.com, banyak warga Afghanistan yang kemudian memilih untuk meninggalkan negaranya.
Kekacauan pun terjadi di Bandara Internasional Kabul saat warga berebut menaiki tangga yang penuh sesak ke sebuah pesawat.
Kekacauan yang terjadi pada Senin (16/08/2021) pagi waktu setempat ini menyusul hari pertama pemerintahan Taliban di negara itu.
Penarikan pasukan AS yang berantakan, setelah 20 tahun konflik tanpa henti, menyebabkan pemerintah runtuh dalam beberapa hari, sementara Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur bersembunyi.
Kedutaan Besar AS di Kabul telah ditinggalkan dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan Senin pagi (16/8/2021) bahwa semua staf kedutaan aman dan sedang dievakuasi.
“Kami dapat memastikan bahwa evakuasi semua personel kedutaan sekarang telah selesai dengan aman.” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan.
Warga Afghanistan pun menghadapi bahaya dan ketidakpastian ketika pemerintah berantakan, dan Taliban dengan cepat merebut kekuasaan.
Mereka pun memilih mengungsi melalui program Visa Imigran Khusus Afghanistan dari Amerika.
Negara adidaya itupun diprediksi bakal menerima kedatangan ribuan pengungsi dalam beberapa hari ke depan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Intisari Online |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar