Kondisi tersebut, dibandingkan dengan sekitar 800 kematian yang menurut dokter terkait flu pada tahun biasa, di negara dengan populasi 5,7 juta penduduk.
"Walaupun gagasan tentang ratusan kematian akibat Covid-19 tampaknya mengejutkan dibandingkan dengan kematian sejauh ini dan layak dilakukan upaya pencegahan,
itu setara dengan influenza, yang hampir tidak dipedulikan masyarakat," kata Alex Cook, pakar pemodelan penyakit menular di National Universitas Singapura (NUS).
Ia menambahkan, jika vaksinasi di kalangan orang tua tidak membaik, maka diprediksi bahwa sebanyak 1.000 orang mungkin meninggal dunia dalam satu hingga dua tahun ke depan.
Diperkirakan oleh para ahli, kematian sebagian besar terjadi di antara mereka yang masuk dalam kelompok usia tertua dan tetap tak divaksinasi meski telah memenuhi syarat untuk kurang dari setengah tahun.
Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan, ketika ekonomi terbuka, warga Singapura harus "siap secara psikologis bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 kemungkinan juga akan naik."
Tiga perempat populasi Singapura sepenuhnya diinokulasi terhadap virus corona, dan negara itu akan melonggarkan lebih banyak pembatasan pada September, ketika tingkat vaksinasi mencapai 80 persen.
Pada 16 Agustus, 80 persen dari mereka yang berusia 70 tahun ke atas telah divaksinasi lengkap, dan yang berusia 60-69 tahun mencapai 88 persen.
Source | : | Kompas.com,TribunBatam.id |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar