GridPop.ID - Dalam kesempatannya kemarin, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dalam konferensi persnya menyampaikan Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia, melalui siaran kanal YouTube BNPB Indonesia.
Wiku Adisasmito menyebutkan bahwa virus corona akan tetap hidup menjadi sebuah endemik di dunia.
Hal itu ia sampaikan mengutip dari survei yang dilakukan oleh Nature terhadap 100 ahli imunologi, firologi, dan peneliti penyakit menular.
"Bahwa 89 persen di antaranya sepakat bahwa virus Covid-19 akan tetap hidup bersamaan dengan kita sebagai sebuah endemi atau yang artinya virus ini tidak akan berakhir menghilang sepenuhnya," kata Wiku dalam konferensi pers daring, Selasa (17/8/2021).
Dilansir dari Kompas.com, Wiku mengungkapkan, hal baik yang dapat ditangkap yakni di masa mendatang kekebalan masyarakat akan meningkat terhadap virus corona seiring dengan akselerasi vaksinasi ataupun infeksi alamiah.
Dengan demikian, angka perawatan dan kematian pasien Covid-19 akan berkurang meskipun virus masih tetap ada dan terus beredar.
Namun demikian, untuk mencapai hal tersebut, harus dilakukan berbagai upaya.
Setidaknya ada lima hal yang diupayakan Pemerintah Indonesia untuk membentuk ketahanan kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.
Pertama, pengendalian kegiatan masyarakat dan modifikasi perilaku menjalankan protokol kesehatan.
"Selama virus ini masih ada maka proses mengetat-longgarkan kegiatan akan terus dilakukan demi mencapai masyarakat yang sehat dan produktif serta aman," ujar Wiku.
Kedua, mempercepat pembentukan kekebalan imunitas atau herd immunity secara gradual atau bertahap, mulai dari pembentukan kekebalan regional, daerah aglomerasi, hingga perlahan terbentuk kekebalan menyeluruh secara nasional.
Apabila Indonesia telah mencapai kekebalan komunitas secara nasional, kata Wiku, RI bakal menyumbang angka cukup besar dalam eliminasi Covid-19 secara global.
Upaya ketiga, yakni terus meningkatkan kapasitas dan infrastruktur kesehatan secara merata di seluruh pelosok daerah melalui testing, tracing, dan treatment.
Keempat, mengawasi distribusi varian virus yang muncul dan terus berkembang.
Diupayakan pula untuk terus memperbarui teknologi guna meminimalisasi efek varian virus, baik terhadap upaya pengobatan diagnostik maupun upaya pelayanan kesehatan lainnya.
Upaya terakhir yakni menyusun rencana ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang dengan melibatkan pertimbangan multidisiplin, seperti interaksi antarmanusia, hewan, dan tumbuhan sebagai investasi kesehatan jangka panjang.
"Hal ini akan sangat bermanfaat tidak hanya untuk menangani Covid-19, tetapi juga mempersiapkan diri terhadap ancaman kedaruratan kesehatan masyarakat di masa yang akan datang," kata Wiku.
Dilansir dari Tribunnews.com, dalam momentum hari kemerdekaan Indonesia, Wiku menyebut penurunan ini berkat adanya sinergi dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi.
Hal ini disampaikan Wiku dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia, melalui siaran kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (17/8/2021).
"Berkat sinergi dari seluruh lapisan masyarakat, hingga minggu lalu kasus positif nasional mingguan telah mengalami penurunan selama empat minggu berturut-turut, atau turun sebesar 41,6 persen dari puncak kedua," kata Wiku.
Menutut Wiku, penurunan kasus ini terjadi setelah pemerintah melakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali.
Wiku menyebut, pada 25 Januari 2021 lalu, dalam seminggu, Indonesia menghadapi puncak kasus pertama yaitu 89.083 kasus.
"Pada tanggal 25 Januari 2021, Indonesia menghadapi puncak kasus pertama yaitu 89.083 kasus dalam satu minggu."
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar