Anak-anak tersebut menghubungi sang kakek untuk meminta tolong saat ibu mereka tidak membukakan pintu.
Dengan kunci cadangan yang ditemukan, sang kakek membantu kedua cucunya masuk dan menemukan rumah tersebut dipenuhi dengan sampah.
Para petugas Community Center menilai hal pertama dan utama yang harus dilakukan adalah membersihkan rumah itu terlebih dahulu.
Setelah semua kotoran dikumpulkan, termasuk wallpaper dan benda tak berguna lainnya, total ada 5 ton sampah di dalam rumah tersebut.
Community Center akan bekerjasama dengan layanan perlindungan anak untuk memberikan perawatan bagi kakak beradik tersebut.
Kabar terakhir yang didapatkan, A dan B kini tinggal bersama kakek mereka, sedangkan sang ibu tengah diperiksa pihak kepolisian.
Melansir Kompas.com, perilaku menimbun dan menyimpan barang tak berharga seperti yang dilakukan ibu tersebut kemungkinan merupakan bentuk dari hoarding disorder.
Menurut data Mayo Clinic, penderita hoarding disorder biasanya merasa sulit untuk membuang atau berpisah dengan barang-barang yang ditimbunnya.
Selain itu, penderita hoarding disorder juga seringkali membuat kondisi tempat tinggalnya terasa sempit dan kacau karena tumpukan barang yang ditimbunnya.
Kendati demikian, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada si pelaku untuk mengetahui apakah gangguan mental ini merupakan penyebabnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Allkpop,Grid Pop |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar