GridPop.ID - Mahsiswa ini sempat menjadi sorotan karena dirinya kepergok menjadi seorang pedofil kelas kakap.
Dilansir dari laman kompas.com, Pedofilia adalah kelainan psikoseksual, di mana orang dewasa atau remaja memiliki preferensi seksual terhadap anak-anak praremaja.
Gangguan ini juga dianggap sebagai parafilia, yang adalah sekelompok gangguan yang didefinisikan sebagai aktivitas seksual yang abnormal.
Ketika fantasi atau tindakan seksual melibatkan seorang anak atau lebih, sebagai cara yang lebih disukai untuk mencapai gairah dan kepuasan seksual bagi seseorang, maka orang itu dianggap sebagai pedofil.
Para psikolog dan psikiater menganggap pedofilia sebagai gangguan mental, bukan preferensi seksual.
Di banyak negara, pedofilia dikategorikan sebagai kasus pidana.
Perilaku seksual yang terkait pedofilia juga bervariasi, ada yang melakukan kejahatan dan ada juga pedofil yang menahan diri dan menghindari kejahatan terlepas dari gangguan mental yang dimilikinya.
Beberapa paedofil membatasi perilaku mereka hanya dengan cara mengekspos diri di depan anak-anak.
Tapi, ada juga yang melakukan sesuatu yang lebih jauh, misalnya seks oral atau seks genital penuh.
Tidak ada pedofil yang khas. Pedofil bisa muda, tua, pria atau wanita.
Biasanya, pedofil tidak memilih anak-anak yang asing sebagai sebagai korbannya.
Dilansir dari pemberitaan Suar.ID pada (24/8/19), pada tahun 2015 silam, seorang pelajar beasiswa asal Malaysia yang kuliah di Imperial College, London ditangkap oleh polisi Inggris setelah membuat dan berbagi konten pornografi anak secara online.
Nur Fitri Azmeer Nordin, mahasiswa jurusan matematika tahun ke 3 itu diciduk polisi setelah dimukan 30.000 foto pornografi anak-anak, termasuk beberapa yang diambilnya sendiri, menurut Huffington Post.
Bukan cuma itu saja, ketika polisi menyerbu masuk ke kamarnya di Hyde Park, mereka menemukan laptopnya terbuka di samping manekin anak seukuran aslinya.
Nur Fitri akhirnya dijatuhi hukuman 9 bulan penjara, tetapi dideportasi ke Malaysia setelah menjalani dua pertiga dari masa hukumannya.
Nur Fitri menjadi topik perdebatan hangat setelah muncul kembali di sebuah universitas lokal.
Cuitan yang mengekspos tempat studinya saat ini telah menjadi viral, dan ini sebenarnya dikonfirmasi oleh seorang dosen yang menolak disebutkan namanya di universitas setempat ketika diwawancarai oleh mStar (22/8/2019).
Nur Fitri dilaporkan adalah mahasiswa PhD di institusi tersebut, dan dosen menggambarkannya sebagai "jenius" yang termasuk dalam 5% jenius teratas.
Dia diduga hanya membutuhkan satu tahun untuk menyelesaikan gelar Masternya di sana, dan mengambil kelas sendirian.
Namun, ketika dosen telah berbicara dengan Nur Fitri untuk mengetahui kasusnya, Nur Fitri tampaknya mengindikasikan bahwa dia yakin dia tidak melakukan kesalahan.
Netizen sekarang terlibat dalam perang Twitter, tentang apakah pedofil yang dihukum layak mendapatkan "kesempatan kedua".
Beberapa yang mengaku sebagai teman Nur Fitri, membelanya, bahkan mengatakan bahwa ia adalah "anak yang baik" dan setidaknya ia tidak memperkosa anak-anak.
Namun banyak netizen yang marah pada pembelaan Nur Fitri, dengan banyak yang menunjukkan bahwa pedofilia adalah gangguan mental tanpa sarana pengobatan yang diketahui.
Itu berarti argumen bahwa ia mungkin bisa "berubah" sulit dilakukan.
Malaysia sebenarnya adalah negara yang sangat mempedulikan agensi yang memerangi pedofilia.
Lemahnya penegakan hukum telah menyebabkan Malaysia menjadi target para pedofil, dan pada Januari 2012 hingga Januari 2014, lebih dari 6.000 kasus pelecehan seksual anak, hanya 140 yang sampai ke ranah hukum, menurut sebuah laporan oleh New Straits Times.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Suar.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar