Sejumlah keluhan seringkali dilontarkan oleh pihak orangtua murid selama pandemi Covid-19.
Hal ini, yang kemudian menjadi perhatian khusus bagi pihak sekolah di SMKS 17 Agustus 2 Jakarta.
Selain memberikan toleransi, Winarno menyebut, pihaknya juga telah memfasilitasi siswa yang terkendala dalam pelaksaan pembelajaran jarak jauh.
"Sekolah mengadakan HP, Jadi istilahnya kami pinjamkan. Tapi juga gak banyak. Kemarin yang mengajukan ada 10 siswa. Tapi tertangani 9 orang, dan yang tidak ada 1 orang. Akhirnya kita belikan 1 dengan sistem pinjam. Karena kalau dia mau bayar berat. Nanti kalau sudah selesai PJJ, dikembalikan sebagai inventaris sekolah," kata Winarno.
"Memang kondisi ekonomi lagi seperti ini, sekolah paham. Oleh karena itu saya juga tekankan ke guru ngajarnya jangan terlalu berat. Gak usah sampai keluarkan biaya-biaya. Kalau bisa, saya minta ke diskusi aja. Bagaimana kreatifitas muncul. Kalaupun harus ada prakarya, usahakan dari daur ulang saja yang gak ada biaya," ujarnya.
Dilansir dari Kompas.com, sementara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat tak menemukan pelanggaran protokol kesehatan pada hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) hari pertama Senin (31/8/2021) kemarin.
"Jadi yang berjalan kemarin di sekolah-sekolah sudah sesuai ketentuan. Jumlah siswa dibatasi, disiplin pakai masker dan jaga jarak," kata Bernard saat dihubungi, Selasa (31/8/2021).
"Saat pulang itu juga dibuat bergilir jarak waktu 10 menit sehingga tidak berkerumun," katanya.
Petugas Satpol PP juga melakukan pengawasan di sejumlah titik yang rawan dijadikan tempat nongkrong pelajar sepulang sekolah. Hasilnya, tidak ditemukan ada pelajar yang berkumpul usai sekolah tatap muka.
"Tidak ada, jadi tertib, langsung pulang ke rumah semua," katanya. Bernard memastikan pengawasan oleh satpol PP tak hanya dilakukan pada hari pertama PTM saja, namun akan dilakukan terus menerus.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar