Korban yang sudah bersimbah darah sempat berlari keluar rumah, tetapi pelaku yang sudah gelap mata membacok leher dan kepala korban.
“Saat kejadian korban sedang memasak sekitar pukul 10.00. Yang tahu persis depan rumah kontrakan, anaknya lari ke tempat situ,” kata Ketua RT 04 RW 06 Mertasinga, Kusaeri.
Dia mengatakan, tidak tahu persis pada saat kejadian.
Namun ia mendapat laporan dari warga setempat bahwa ada kejadian pembunuhan.
"Saya dilapori warga, dikiranya ada pengeroyokan ternyata ada bacok-bacok," katanya.
Ia mengatakan, pelaku dan korban dikenal pendiam.
Selain itu para tetangga menganggap keduanya juga tidak pernah ada percekcokan sebelumnya.
"Dalam satu rumah itu ada empat orang. Suami istri dan dua anak. Si suami sedang berada di Kalimantan. Mereka di sini sudah ngontrak empat bulan," jelasnya.
Dia mengatakan, korban dikenal baik oleh masyarakat.
"Mereka (pelaku dan korban) jualan sama-sama, ibunya yang masak dan anaknya yang berdagang. Tapi anaknya dikenal pendiam," jelasnya.
Kapolres Cilacap, AKBP Leganek Mawardi mengatakan motif pembunuhan adalah karena pelaku atau si anak merasa emosi dengan ibunya yang sering memarahi.
"Luapan emosi karena jarang diajak ngobrol sering diomelin, walaupun sudah bekerja berjualan bubur tapi tidak dianggap oleh keluarganya," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, dalam konferensi pers, Kamis (9/9/2021).
Kapolres mengatakan pada saat kejadian saksi mendengar teriakan dari korban.
Source | : | Kompas.com,TribunnewsBogor.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar