GridPop.ID - Pandemi Corona atau Covid-19 masih terus merebak hingga kini.
Pemerintah pun terus melakukan vaksinasi cobid-19 demi menekan laju penyebaran corona.
Dilansir oleh kompas.com dari laman Worldometers hingga Sabtu (11/9/2021) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 224.605.748 (224 juta) kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 201.122.518 (201 juta) pasien telah sembuh dan 4.629.684 orang meninggal dunia.
Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 18.853.546 dengan rincian 18.749.982 pasien dengan kondisi ringan dan 103.564 dalam kondisi serius.
Ameria Serikat menjadi negara terbanyak dengan jumlah Covid-19 sebanyak 41.739.350 kasus.
Sementara 676.964 orang dinyatakan meninggal dan total sembuh 31.809.679.
Beberapa waktu lalu, seorang wanita menceritakan perjuangannya yang berhasil sembuh dari covid-19 tanpa bantuan rumah sakit.
Diberitakan sosok.id pada (13/9/2020) yang melansir dari CNN, salah seorang perempuan asal Seattle, Amerika Serikat yang berhasil sembuh dari virus corona menceritakan pengalamannya berjuang melawan virus tersebut.
Elizabeth Schneider, 37, memiliki satu kunci utama untuk bisa sembuh dari penyakit Covid-19, "Jangan panik," kata dia.
Pada 25 Februari 2020, dia mulai merasakan gejala virus corona.
Hal itu terjadi tiga hari setelah dia mendatangi pesta pada 22 Februari 2020.
Beberapa orang yang datang di pesta tersebut juga mengalami gejala yang sama.
Saat dia bekerja, dia mulai merasa tidak enak badan.
"Merasa lelah, badan sakit, sakit kepala, sedikit demam," kata dia. Kemudian Elizabeth memutuskan untuk pulang.
Dia sempat tidur siang sebentar dan bangun dengan demam yang suhunya terus meningkat menjadi 39,4 derajat celcius.
Elizabeth berpikir, dia menderita flu parah.
Tidak terpikir olehnya bahwa itu bisa menjadi virus corona karena gejalanya tidak cocok.
Dia tidak batuk, tidak sesak napas, tidak ada gejala gangguan pernapasan sama sekali.
Beberapa hari kemudian, dia mengetahui bahwa sekitar selusin teman yang pernah ke pesta yang sama juga jatuh sakit.
"Pada hari yang sama, kira-kira pada waktu yang sama di malam hari, dengan gejala yang sangat mirip," kata dia.
Meski begitu, Elizabeth dan teman-temannya belum dites terhadap virus corona.
Dokter mengira mereka terkena flu, tetapi hasil tesnya negatif.
"Pada titik ini, kami semua menjadi sedikit frustrasi karena mereka tidak diizinkan untuk diuji untuk virus corona, atau dokter bahkan tidak menyarankan untuk diuji itu," kata Elizabeth.
Tes virus corona secara mandiri
Kemudian, salah satu temannya bercerita tentang studi flu di Seattle.
Peserta bisa mendaftar secara online dan mengirimkan alat uji tes yang dikirim kembali untuk mendapatkan hasilnya beberapa hari kemudian.
Hal itu merupakan bagian dari penelitian.
Baru-baru ini, kelompok itu juga mulai menguji virus corona.
"Dan begitulah akhirnya saya tahu," kata Elizabeth.
Pulih dengan istirahat di rumah dan minum obat
Dia pun pulih setelah tinggal di rumah, beristirahat dan minum obat yang dijual bebas.
"Saya pikir langkah besar yang ingin saya katakan kepada semua orang adalah, tolong jangan panik," kata Elizabeth.
"Jika kamu sehat, jika kamu lebih muda, jika kamu merawat dirimu dengan baik ketika kamu sakit, akan pulih, aku percaya. Dan aku bukti hidup untuk itu," kata Elizabeth.
Bagaimana pun, memiliki usia dan kesehatan yang baik merupakan kunci menang melawan Covid-19.
Sementara, bagi orang tua atau orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya, seperti penyakit jantung atau diabetes, Covid-19 dapat dan telah mematikan, kata pejabat kesehatan.
"Realitas yang suram adalah bahwa, untuk orang tua, Covid-19 hampir merupakan mesin pembunuh yang sempurna," kata Presiden Asosiasi Kesehatan Amerika Mark Parkinson kepada CNN minggu ini.
Beberapa negara membatasi kunjungan ke panti jompo dalam upaya untuk membendung penyebaran penyakit ke populasi yang rentan.
Rumah jompo di negara bagian Washington, misalnya, telah diinstruksikan untuk membatasi pengunjung ketika kasus virus corona menyebar di 11 fasilitas di negara bagian tersebut.
Wilayah Seattle adalah pusat penyebaran virus corona di AS.
Sebagai tambahan, mengutip dari pemberitaan kompastv.com, Amerika Serikat disebut menyuntikkan 300 juta dosis vaksin Covid-19 hanya dalam kurun waktu 150 hari sejak Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjabat.
Pernyataan tersebut disampaikan Gedung Putih pada Jumat (18/6) seperti dilansir Xinhua, Sabtu, (19/06/2021).
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dilaporkan akan menyampaikan pidato pada Jumat malam waktu setempat terkait pencapaian tersebut.
Gedung Putih juga menyebut bahwa vaksinasi sejak awal ditujukan untuk mengendalikan pandemi Covid-19 dan membantu mengembalikan kehidupan normal warga Amerika.
Biden menetapkan target nasional agar 70 persen populasi AS sudah mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 pada liburan 4 Juli nanti, atau Hari Kemerdekaan AS.
Namun demikian, laporan sejumlah laporan media AS yang dikutip Xinhua menyatakan, target itu diperkirakan gagal terpenuhi lantaran tingkat vaksinasi Covid-19 negara itu menurun dibandingkan puncaknya pada musim semi lalu.
Data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC AS mencatat sekitar 44,5 persen populasi Amerika telah menerima vaksinasi lengkap Covid-19 hingga Kamis (17/06/2021), dan 53 persen populasi menerima setidaknya satu dosis vaksin tersebut.
Laju vaksinasi terbaru negara tersebut turun secara signifikan dari puncaknya sekitar dua bulan lalu, ketika hampir 2 juta dosis diberikan per hari.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,KompasTV,Sosok.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar