Lantaran terpancing susu dan madu, satu persatu serangga akan berdatangan lalu mengerumuni si pesakitan.
Pasti saja awalnya mereka akan tergiur dengan madu dan susu, tapi lama-kelamaan tubuh si terpidana mati akan terjamah juga.
Para serangga pun mulai berpesta.
Tubuh si terpidana mati semakin lumpuh.
Ulat-ulat berdatangan dan bergembira ria.
Hingga sampai ratusan, bahkan mungkin ribuan ulat akan menggerogoti tiap jengkal dari tubuh si korban sampai tak bersisa.
Proses yang di awali dengan kenikmatan surga lantas berganti dengan ngerinya neraka.
Proses mati pelan-pelan dan kesakitan adalah esensi dari scaphism.
Source | : | Kompas.com,TribunStyle.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar