GridPop.ID - Tentunya tidak ada satu pun orang yang ingin menjalani eksekusi mati.
Mendengar kalimatnya saja sudah terbayang betapa ngerinya sebuah proses eksekusi mati.
Namun, ada eksekusi mati yang menggunakan madu dan susu.
Dilansir dari Kompas.com, meski terdengar enak, namun dua bahan itu dapat membunuh secara perlahan.
Metode eksekusi mati ini digunakan ala Persia Kuno.
Perpaduan susu dan madu yang awalnya bak dimanjakan justru bakal berakhir petaka.
Rasa manis yang awalnya terasa, secara perlahan berganti dengan rasa sakit hingga kematian.
Nah, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Dilansir dari berbagai sumber, eksekusi ini dinamakan scaphism.
Terpidana mati awalnya akan ditelanjangi, lalu diikat di atas sebuah perahu.
Kemudian ia dihanyutkan di sebuah danau.
Gambaran awalnya memang tampak seperti jalan menuju kematian nan indah.
Si terpidana lantas disuruh untuk memakan madu dan susu secara terus menerus.
Sampai pada proses ini masih terdengar nyaman dan luar biasa menyenangkan.
Bukan hanya disuruh mengonsumsinya, madu dan susu juga dioleskan ke tubuh mereka. Seperti mandi susu dan madu di tengah danau.
Hingga akhirnya sampai pada tahap yang mengerikan.
Lantaran terpancing susu dan madu, satu persatu serangga akan berdatangan lalu mengerumuni si pesakitan.
Pasti saja awalnya mereka akan tergiur dengan madu dan susu, tapi lama-kelamaan tubuh si terpidana mati akan terjamah juga.
Para serangga pun mulai berpesta.
Tubuh si terpidana mati semakin lumpuh.
Ulat-ulat berdatangan dan bergembira ria.
Hingga sampai ratusan, bahkan mungkin ribuan ulat akan menggerogoti tiap jengkal dari tubuh si korban sampai tak bersisa.
Proses yang di awali dengan kenikmatan surga lantas berganti dengan ngerinya neraka.
Proses mati pelan-pelan dan kesakitan adalah esensi dari scaphism.
Dalam sejarahnya, eksekusi model ini digunakan untuk pelaku kesalahan-kesalahan yang sangat berat.
Bukan hanya dipakai di Persia, kabarnya metode ini juga dipakai unit intelijen Rusia, yakni KGB, supaya musuh membuka mulut.
Sangat mengerikan dan juga menyedihkan.
Sementara itu dilansir dari Wittyfees via TribunStyle.com, selain Scaphism masih ada metode eksekusi mati yang tak kalah mengerikan.
Brazen Bull yang merupakan perangkat eksekusi mati yang dirancang di Athena pada 560 BC.
Dengan alat ini, si terpidana mati akan diletakkan di sebuah rongga yang terbuat dari perunggu.
Alat ini berbentuk layaknya banteng dan di bawahnya telah disiapkan api sebagai proses eksekusi.
Saat orang yang berada di dalamnya merasa kepanasan, suara teriakan korban akan berubah dan terdengar seperti suara banteng mengamuk.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunStyle.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar