Kemudian, akses dari warung itu dikunci selama Jokowi berkunjung, sehingga mereka tidak bisa mendekat ke lokasi.
"Ketika teman-teman yang lain tertahan, Pak Suroto malah berhasil membentangkan poster di area kunjungan Jokowi," kenang Suryono.
Dia lalu sempat diamankan polisi untuk diperiksa identitasnya hingga akhirnya dilepaskan.
Suryono menjelaskan, Suroto adalah peternak yang mengalami kebangkrutan seperti peternak-peternak ayam petelur lainnya.
Sebelum pandemi, Suroto pernah memiliki ayam petelur sampai 15.000 ekor, tetapi kini hanya tersisa kurang dari 5.000 ekor.
"Semakin besar jumlah ayam yang kita miliki, semakin cepat menghabiskan aset yang kita miliki," ujar Suryono.
Akibatnya, Suroto menjual sejumlah aset, seperti tanah, mobil, dan sepeda motor, untuk menutup angsuran pinjaman di bank.
"Sama seperti saya, jual tanah, jual kayu di kebun. Sudah ratusan juta, tapi semuanya dipatok ayam, habis. Terakhir saya jaminkan sertifikat rumah ke bank," kata dia.
Suroto adalah salah satu pegiat asosiasi peternak ayam petelur di wilayah Blitar.
Dia bisa dikatakan sebagai salah satu penggagas berdirinya PPRN yang merupakan wadah organisasi peternak ayam petelur.
"Beda seperti pengurus yang lain yang memang sering terlibat mengurus perizinan kegiatan. Pak Suroto jarang tampil," ujarnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar