GridPop.ID - Nasib yang dialami pasutri dan 7 anaknya ini sangat memilukan.
Mereka diusir dari rumah kos yang selama ini ditempatinya lantaran tak bisa bayar sewa.
Tak punya uang untuk membiayai tempat tinggal, untuk itu satu keluarga terpaksa tidur di warung angkringan yang dimilikinya.
Pasutri itu bernama Cahyo Yulianto (52) dan Wiwin Hariyati (48)
Dilansir dari Kompas.com, mereka sebelumnya tinggal di kawasan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Karena menunggak uang indekos selama dua bulan, mereka diminta keluar oleh pemilik rumah kos.
Mereka tidur di warung angkringan baru lima hari.
Warung angkringan tempat mereka berjualan terletak di kawasan Jalan Solo-Semarang, tepatnya di trotoar depan SMPN 3 Kartasura.
"Baru lima hari ini tidur di sini (warung) karena tidak bisa bayar kos-kosan. Sebelumnya saya kos di Colomadu sudah empat bulan, tapi yang dua bulan tidak bisa bayar.
Sama yang punya kos suruh pergi kalau tidak bisa bayar," kata Wiwin ditemui di warung angkringan, Kamis (16/9/2021).
Wiwin mengatakan sudah meminta waktu untuk melunasi uang pembayaran yang menunggak dua bulan, tetapi sama pemilik rumah kos tidak diberikan kesempatan.
Wiwin dan keluarganya diminta untuk meninggalkan rumah kos dari kawasan Colomadu. Dengan berat hari, Wiwin bersama suami dan anak-anaknya pun meninggalkan rumah kos dan tinggal sementara di warung angkringan sampai sekarang.
"Saya sampai nangis. Saya minta tempo waktu pembayaran, tapi tetap tidak bisa. Kami disuruh harus bayar hari itu juga. Kalau tidak bisa suruh pergi," terang dia.
Warga Giringan, Kartasura, ini mengaku berjualan makanan di warung angkringan di kawasan Jalan Solo-Semarang selama enam tahun.
Wiwin mengatakan, sebenarnya memiliki 13 orang anak, tetapi masuk kartu keluarga (KK) baru 10 anak. Sedangkan tiga lainnya belum dimasukkan dalam KK.
Anaknya yang paling kecil usianya enam tahun dan paling besar usia 31 tahun.
"Di sini yang ikut tidur dengan saya tujuh anak dan suami. Jadi ada sembilan orang. Yang lainnya kerja dan tidur di kerjaannya. Cuma kalau makan ke sini," ungkap dia.
Wiwin dan keluarga tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Dia selalu berpindah-pindah rumah kos sebagai tempat tinggal sementara.
"Saya sudah 30 kali pindah tempat (rumah kos)," kata dia.
Peristiwa yang dialami Wiwin dan keluarga sempat viral di media sosial. Berbagai bantuan pun datang.
"Rencana mau cari kos baru buat anak-anak. Tapi nanti, untuk jualan masih tetap di sini," kata Wiwin.
Kisah pilu keluarga Wiwin mendapat respons dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo.
Mengutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Dinas Sosial (Dinsos) Sukoharjo mendatangi warung angkringan tempat Cahyo tinggal bersama keluarga.
Pada kesempatan itu, Dinsos juga membawa bantuan sembako dan keperluan lainnya untuk keluarga Wiwin.
Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial Dinsos Sukoharjo, Sukimin mengatakan, pemerintah akan memberikan bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) kepada keluarga Cahyo.
"Memang syaratnya harus punya tanah karena tanahnya belum ada nanti pemerintah mengusahakan," katanya, Kamis (16/9/2021).
Selain itu, pemerintah juga akan memasukkan anak Wiwin ke panti.
Sementara anak yang besar akan disekolahkan.
Tak hanya itu, lanjut Sukimin, pemerintah akan memberikan keterampilan kepada anak Cahyo melalui Balai Taruna Yuda.
"Semuanya gratis nanti dibayar oleh Bupati (Etik Suryani), dikasih pembekalan keterampilan," ujarnya.
Sukimin mengaku, Pemkab Sukoharjo akan memberikan jaminan kesehatan untuk keluarga Cahyo.
"Semua jaminan kesehatan dijamin pemerintah, tetapi itu kelas tiga. 10 orang anaknya tadi sudah dijamin semua," ucapnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar