"Tidak ada doa-doanya. Palingan cuma baca bismillah saja. Biar yang dikerjakan membawa berkah dan rezeki yang baik. Itu saja," ungkapnya sembari mengaduk adonan gorengannya.
Ia bercerita, berjualan gorengan dilakoninya karena sang suami sedang mengalami sakit stroke sejak 12 tahun lalu.
Sehingga, dirinya lah yang mengambil alih peran menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi tiga orang anaknya.
"Keluarga sempat terhimpit masalah ekonomi, karena suami sedang sakit berat. Sehingga, tidak bisa mencari nafkah seperti dulu lagi.
"Dari situlah saya langsung memutuskan untuk mencari uang dengan berjualan gorengan agar kebutuhan keluarga saya terpenuhi," ungkapnya.
Berkat berjualan gorengan tersebut, ketiga anaknya pun sukses mengenyam bangku pendidikan.
Anak pertamanya, berkuliah di Universitas negeri ternama di Yogyakarta.
Anak keduanya sudah bekerja di perusahaan yang berada di Pulau Sumatera.
Sedangkan, anak ketiganya baru masuk sekolah menengah kejuruan (SMK) di daerahnya.
"Bersyukur, dari jualan gorengan bisa menyekolahkan anak. Alhamdullilah, anak pertama dan kedua sudah bekerja. Sekarang tanggungan tinggal yang paling kecil saja," ungkapnya.
Source | : | Kompas.com,Tribun Jogja |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar