Namun anjuran ini memiliki keterbatasan karena tidak membedakan apakah seseorang mengalami keguguran spontan atau aborsi elektif.
Untuk mengevaluasi validitas rekomendasi WHO, sebuah meta-analisis dari 16 studi menyelidiki keberhasilan kehamilan pada wanita setelah mengalami keguguran.
Temuan keseluruhan menunjukkan bahwa hamil lagi dalam waktu kurang dari enam bulan tidak terkait dengan hasil kehamilan yang buruk dan menunggu mungkin tidak perlu dilakukan karena tidak ada manfaat khusus.
Berdasarkan American College of Obstetricians and Gynaecologists, studi observasi kecil menunjukkan tidak ada manfaat untuk menunda pembuahan setelah keguguran.
"Tidak melakukan hubungan seksual selama satu hingga dua minggu setelah jaringan kehamilan lengkap umumnya dianjurkan untuk mengurangi risiko infeksi, tetapi ini bukan rekomendasi berbasis bukti."
Laman Mayo Clinic menyebutkan, mungkin tidak memberikan jeda terlalu lama jika baru satu kali mengalami keguguran.
Namun jika sudah mengalami dua atau lebih pengalaman buruk keguguran, segera konsultasi ke dokter untuk melakukan tes kesehatan.
Meski demikian, wanita yang lebih tua berisiko lebih tinggi mengalami keguguran berulang.
Oleh sebab itu, usia merupakan faktor penting untuk menentukan berapa lama kita sebaiknya menunggu sebelum hamil lagi.
Kemampuan wanita untuk hamil juga mulai menurun setelah usia 30 tahun, jadi mungkin perlu waktu lebih lama untuk kembali mengalami pembuahan.
Ada baiknya, konsultasi kepada dokter terkait kesiapan kita menjalani program kehamilan lagi setelah merasa siap secara emosional dan fisik.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Seleb |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar